Jakarta, Aktual.co — Pakar pendidikan Universitas PGRI Semarang Dr Muhdi menilai penerapan dua kurikulum berpeluang menciptakan diskriminasi, seperti era rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).
“Ya, dua kurikulum ini dampak dari penghentian pelaksanaan Kurikulum 2013 yang tidak diberlakukan di seluruh sekolah. Sekolah yang sudah melaksanakan tiga semester, jalan terus,” katanya, di Semarang, Sabtu (27/12).
Sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 lebih dari tiga semester itu dijadikan percontohan, sementara sekolah yang melaksanakan kurang dari tiga semester kembali ke kurikulum 2006.
Realitasnya, sekitar 6.000 sekolah yang tetap jalan terus menggunakan kurikulum 2013 tersebut kebanyakan merupakan sekolah-sekolah eks-RSBI.
“Yang pertama kali menerapkan kurikulum 2013 kan kebanyakan memang eks-RSBI. Jadi, sekarang ya jelas sudah lebih dari tiga semester,” kata Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah tersebut.
Akhirnya, kondisi tersebut bisa menciptakan diskriminasi karena sekolah-sekolah eks-RSBI menggunakan kurikulum yang lebih unggul, sementara sekolah-sekolah lainnya menggunakan kurikulum lama.
Di sisi lain, lamanya penerapan kurikulum baru, yakni di atas atau di bawah tiga semester juga kurang tepat menjadi tolok ukur kesiapan sekolah untuk melaksanakan kurikulum 2013.
“Belum tentu sekolah yang baru satu semester menerapkan kurikulum 2013 kalah siap dibanding sekolah yang sudah menerapkan lebih dari tiga semester. Belum tentu mereka kalah bagus.”
Artikel ini ditulis oleh:

















