Mukhtasor, Pengamat Energi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Mukhtasor, Pengamat Energi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jakarta, Aktual.com – Pakar Energi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Mukhtasor menilai Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada PT Pertamina berpotensi melahirkan perusahaan bermuka dua.

Menurutnya, swastanisasi pada BUMN strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak itu akan menjauhkan Indonesia dari tujuan kemerdekaan, seperti yang termaktub dalam Pasal 33 UUD 1945.

“Di satu sisi, ketika terkait adanya previllege atau penugasan yang menguntungkan dari pemerintah, perusahaan tersebut akan menyodorkan wajahnya sebagai BUMN. Di sisi lain, ketika ada tuntutan aspirasi publik, atau pelayanan pada negara, mereka akan memasang tirai bertuliskan perusahaan terbuka (Tbk),” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Aktual.com, Sabtu (17/7) kemarin.

Mukhtasor menambahkan jika perusahaan sudah bermuka dua, maka tidak ada konsistensi kecuali hanya meraih keuntungan dan memperbesar kapital.

Sebab, orientasi utama dari perusahaan seperti ini bukan menjadi tangan negara untuk pembangunan ekonomi, tetapi melayani pemegang saham, termasuk dari asing.

Ia pun mempertanyakan, jika perusahaan plat merah tersebut sudah IPO maka tak menjamin perseroan akan mewujudkan amanah UU 30/2007 tentang Energi, bahwa setiap orang berhak atas energi.

“Bagaimana negara akan melayani masyarakat yang belum mendapatkan keadilan energi? Bukan hanya di daerah terpencil atau perbatasan yang jauh dari Ibu Kota, bahkan di Pulau Jawa pun masih banyak rakyat yang belum mendapat layanan akses listrik dan gas dari pemerintah melalui BUMN. Lalu apakah BUMN akan dijadikan perusahaan bermuka dua?,” ungkap Anggota Dewan Energi Nasional periode 2009-2014 ini.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi