Jakarta, Aktual.com – Guru saat ini harus menguasai pedagogik siber yakni keahlian mengajar dengan memanfaatkan teknologi, kata pakar teknologi informasi Profesor Richardus Eko Indrajit.
“Kemampuan ini sangat diperlukan, bagaimana mengajar anak-anak yang sekarang semua informasi terbuka bebas. Mereka dengan mudah mengakses pengetahuan melalui gawai mereka,” ujarnya dalam seminar yang diselenggarkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Kamis (24/1).
Menurut dia, saat ini banyak guru mengalami kebingungan bagaimana cara mengajar anak-anak zaman sekarang.
Bahkan, katanya, banyak juga siswa yang mengolok-olok gurunya.
Oleh karena itu, kata dia, guru harus mempunyai cara tersendiri pada saat semuanya menjadi serba tahu, karena bisa menemukan jawabannya di internet.
“Guru tidak lagi satu-satunya sumber pengetahuan, sekarang yang menjadi sumber pengetahuan itu adalah murid itu sendiri,” kata dia.
Saat ini, katanya, guru tidak hanya melakukan transfer ilmu tetapi menjadi fasilitator yang memotivasi dan menginspirasi anak didik.
Untuk menghadapi tuntutan itu semua, katanya, para guru diminta belajar mengenai pedagogik siber. Dia memberi contoh, jika siswa diminta untuk membuat makalah mengenai pahlawan nasional adalah hal biasa dan siswa dengan mudah menyalinnya dari internet.
“Tapi kalau ditanya sebutkan lima pahlawan nasional dan tidak ada yang boleh sama lebih dari dua pahlawan antarsiswa. Pertanyaannya, dari lima pahlawan itu siapa yang paling ditakuti Belanda,” kata Eko.
Dalam kesempatan itu, Eko menjelaskan bahwa saat ini idealnya guru hanya berbicara lima menit, sisanya yang berbicara siswa.
“Kalau berpikir guru lebih pintar dari siswa, itu salah. Akan tetapi kalau guru lebih bijaksana dari siswa itu memang benar, karena guru pernah muda sedangkan murid belum pernah tua,” kata Eko dengan berseloroh.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin