Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun

Jakarta, Aktual.com – Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengungkapkan bahwa ada sejumlah kejanggalan atas peristiwa penembakan yang menewaskan enam laskar FPI yang melakukan pengawalan terhadap Habib Rizieq Shihab di Km 50 Tol Karawang, Jawa Barat.  .

“Sebenarnya siapa yang beri keterangan tak benar nanti akan terlihat, karena mereka harus tutupi informasi yang tidak benar dengan terus menerus,” kata Refly di kanal Youtube-nya ditulis Rabu (9/12).

Refly juga menyinggung soal enam jasad meninggal anggota Laskar Khusus FPI yang hingga kini masih dikuasai Polisi. Pihak keluarga sampai kini belum diperkenankan untuk melihat.

“Padahal ini adalah golden momen untuk mengetahui luka-luka yang ada,” ujarnya.

Refly sendiri mencium aroma aneh jika yang terjadi baku tembak atau tidak sekalipun. “Ada 3 peluru yang ditembakkan (dari Laskar FPI), tapi 6 yang meninggal. Entahlah, ini terasa aneh. Artinya kalau benar ada tembak menembak, peluru yang ditembakkan petugas jauh lebih banyak dari Laskar FPI,” katanya.

Pertanyaan berikutnya, kata Refly, apakah ini benar ada pada situasi yang mengancam atau sebaliknya. Untuk hal ini, dia tentu menghormati proses yang ada. Namun aparat tentu dituntut untuk terang benderang.

Hal lain yang jadi catatannya, adalah titik fokus masalah ini. Menurut Refly, seolah aparat tengah membangun fokus dan opini soal penyerangan Laskar FPI terhadap petugas.

Sehingga dengan begitu bisa dikesampingkan rasa sisi kemanusiaan dan humanismenya atas tragedi 6 anggota Laskar FPI yang meninggal ditembak.

“Jadi korban jiwa tak dipentingkan sepertinya, itunya saja yang diselidiki pihak Kepolisian, bahkan dengan berusaha menangkap 4 orang yang melarikan diri. Padahal 4 orang itu juga bisa jadi saksi kunci yang bisa jelaskan di lokasi, apakah memang terjadi yang diberitakan,” paparnya.  

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid