Petugas menunjukkan wajah keenam anggota The Family Muslim Cyber Army yang menyebarkan ujaran kebencian saat rilis di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/2/18). Dari 6 tersangka yang ditangkap, 1 di antaranya adalah wanita. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia Dr Irwansyah mengatakan keberadaan Muslim Cyber Army (MCA) merupakan salah satu fenomena yang berkembang seiring dengan menguatnya keyakinan seseorang dan komunitas tertentu.

“MCA merupakan bagian dari fenomena menguatnya keyakinan seseorang dan komunitas tertentu dalam masyarakat yang saling terhubung dengan teknologi media berjaringan yang semakin personal,” ujar Irwansyah, Jumat (2/3).

Menariknya, kata dia, karena Indonesia pada 2019 akan menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Pilpres, maka dalam kurun waktu 2018 dan 2019 ini diperkirakan akan kental dengan politisasi agama.

“Hal ini karena aktor, media saluran komunikasi, dan pesan (yang bersifat politik) mudah diarahkan dan mengarah kepada kawan dan lawan politik dalam menuju instabilitas pertahanan dan keamanan,” jelas dia.

Akan tetapi hal itu berakibat pada dunia investasi dan akan membuat investor menjadi ragu dalam mempercayai Indonesia dalam dua tahun ke depan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid