Menteri ESDM Sudirman Said memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/12). Sudirman Said dipanggil untuk memberi keterangan sebagai pelapor dalam kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc/15.

Jakarta, Aktual.com – Menteri ESDM Sudirman Said dianggap sebagai tokoh yang ‘luar biasa’. Karena bisa menggiring opini masyarakat, keluar dari kasus yang sebenarnya.

Pendapat itu disampaikan pakar politik dan ilmu pemerintahan LIPI, Profesor Dr. Siti Zuhro.

Siti berpendapat seperti itu menyikapi perpanjangan kontrak Freeport yang ‘ditutupi’ oleh Sudirman dengan gonjang-ganjing ‘Papa Minta Saham’ yang berujung Majelis Kehormatan Dewan (MKD).

“Sudirman Said ini luar biasa. Ternyata kita baru tahu kan, kalau (perpanjangan kontrak) Freeport sudah ditandatangani, dan ternyata itu di belakang kegaduhan MKD,” ucap dia, kepada Aktual.com di Arya Duta, Menteng, Rabu (13/1).

Padahal, ujar dia, kasus Setya Novanto pada sidang MKD hanya kasus biasa, tidak begitu penting seperti perpanjangan kontrak Freeport.

“Jadi menurut saya kasus Setya Novanto jadi sangat ecek-ecek masalahnya. Karena cuma etika. Iya, saya setuju etika jangan dilanggar. Tapi apa dia (Setnov) terbukti mengambil uang atau apapun? Kan tidak,” imbuhnya.

Sambung dia, “Jangan ada yang belagak suci dengan tidak mensucikan yang lain. Itu artinya (Sudirman) melakukan kebohongan publik,” tuturnya.

Lebih lanjut, Siti menyarankan Presiden Joko Widodo untuk melihat semua hal itu untuk bahan pertimbangan reshuffle kabinet jilid dua nanti. Sehingga semangat Nawacita dan Trisakti itu berjalan seperti apa yang diimpikan.

Artikel ini ditulis oleh: