Jakarta, Aktual.co — Ahli dari badan pengawas nuklir PBB, mengadakan perundingan di Teheran, terkait penyelidikan tentang dugaan unsur militer dalam kegiatan nuklir Iran.
“Kami melakukan pertukaran informasi tambahan. Kami memutuskan melanjutkan kerja sama,” kata Duta Besar Iran untuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Reza Najafi, saat televisi negara mengumumkan pembicaraan terkait sengketa nuklir Iran, yang berlangsung satu dasawarsa, berakhir, dilansir dari AFP, Rabu (11/3).
“Pertemuan itu sangat serius dan membahas hal teknis. Pertukaran pertanyaan dan jawaban menunjukkan bahwa kedua pihak serius,” katanya, seraya menambahkan bahwa pertemuan lain akan digelar pada paruh kedua April.
Kunjungan delegasi Badan Energi Atom Internasional dilakukan saat Amerika Serikat dan sejumlah negara besar lainnya berusaha untuk menyimpulkan perjanjian komprehensif tentang kegiatan nuklir Iran yang kontroversial.
Sementara Iran melakukan perundingan terkait batasan dalam programnya dengan negara-negara kekuatan dunia, IAEA telah menekan para pemimpin di Teheran selama bertahun-tahun untuk mengatasi tuduhan bahwa sebelum tahun 2003, dan mungkin sejak itu, mereka melakukan penelitian tentang teknologi yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
Pada 2011, Badan Tenaga Atom Internasional menyatakan keprihatinan tentang pengembangan detonator jarak jauh Iran karena “aplikasi itu mungkin digunakan dalam perangkat peledak nuklir”.
Itu salah satu dari sejumlah tuduhan penelitian senjata terakhir yang disangkal Teheran tetapi pengawas nuklir mengatakan belum memperoleh jawaban memuaskan.
Masalah penting lain, yang akan dibahas dalam kunjungan itu, adalah terkait “pemodelan dan perhitungan” neutron, partikel sub-atom yang memicu fisi uranium, menurut ISNA.
Artikel ini ditulis oleh: