Oleh karena itu, dalam konteks “political disruption” seperti ini perlu strategi pemenangan berbasis data dan kandidat tidak boleh berpolitik dengan insting, apalagi hanya mengandalkan laporan “asal bapak senang” dari tim sukses.

“Akibat kekacauan peta kekuatan politik ini, uang tidak cukup bisa diandalkan untuk membeli suara,” kata Direktur Surabaya Survey Centre (SSC) itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid