Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya, mengamankan kotak kardus dicurigai berisi bom yang ditemukan di ruas Jalan Tentara Pelajar, depan Stasiun Palmerah, Jakarta, Selasa (15/5/). Benda yang dicurigai Bom ditemukan warga, langsung diamankan terkait kondisi Jakarta Siaga 1, menyusul kerusuhan narapidana terorisme di markas Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat dan serangkaian ledakan bom di Surabaya. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin menilai pelaku aksi teror di Surabaya perempuan dan anak-anak untuk menarik perhatian media sehingga membantu penyebaran teror.

“Memakai anak-anak dan perempuan ada beberapa alasan, salah satunya mereka tahu laki-laki dewasa meledakkan diri sudah biasa. Kalau pelakunya ibu dan anak-anak itu baru luar biasa, akan mendapat peliputan yang luas,” ujar Solahudin, di Jakarta, Rabu (16/5).

Ia membenarkan media dapat menjadi oksigen terorisme untuk menyebarkan teror atau rasa takut pada masyarakat luas.

Untuk itu, menurut Solahudin, para teroris mempertimbangkan hal-hal yang memiliki nilai berita lebih dan akan diangkat oleh media.

“Media asing sampai meliput kasus tersebut karena punya nilai berita yang tinggi. Jadi dilakukan secara sengaja, tentu,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara