Kuala Lumpur, Aktual.com – Pakatan Harapan merupakan gerakan perubahan bersejarah di Malaysia karena kemenangan koalisi pimpinan Tun Dr. Mahathir Mohammad adalah sebuah perjuangan panjang.
“Perjuangan tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun. Ibarat menenun kain, satu persatu simpul disatukan untuk membentuk barisan koalisi yang lebih kuat,” ujar Ketua Partai NasDem Malaysia, Tengku Adnan di Kuala Lumpur, Jumat (11/5).
Sebelumnya, ujar dia, Pakatan Harapan (PH) bernama Pakatan Rakyat (PR) yang beranggotakan beberapa partai seperti DAP, PAS dan Partai Keadilan yang berkoalisi tersebut dipimpin oleh Anwar Ibrahim.
“Setelah mencoba dalam dua kali Pemilu, PR belum berhasil memperoleh kursi yang cukup untuk membentuk pemerintahan, meskipun sempat menang besar di beberapa negara bagian,” katanya.
Dia mengatakan Pakatan Rakyat sempat diuji dengan keluarnya PAS yang berbasis agama mayoritas di Malaysia.
“PR bahkan sempat dituduh hanya gerakan berbasis etnis dan agama minoritas. Akan tetapi parpol-parpol yang tergabung dalam PR tidak menyerah, Mereka tetap bergerak melawan stigma SARA tersebut dengan pengorganisasian gerakan perubahan rakyat,” katanya.
Gerakan perubahan rakyat tersebut, ujar dia, diberi nama Bersih.
“Gerakan ini sempat membludak di Kuala Lumpur dalam aksinya menuntut pertanggungjawaban korupsi di pemerintahan dan Pemilu yang jujur dan adil. Pada gerakan Bersih di Kuala Lumpur itulah bergabung mantan PM Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohammad sehingga mampu memperkuat Pakatan Rakyat,” katanya.
Kehadiran Mahathir dalam Pakatan ini, ujar dia, melahirkan sebuah koalisi yang diberi nama menjadi Pakatan Harapan dan dalam koalisi ini bergabung pula sebuah partai baru yang bernama Partai Amanah Negara (PAN).
“PAN terbentuk dari pecahan akibat konflik internal di Partai Islam Malaysia (PAS) dan mampu memperkuat DAP dan PK yang sebelumnya sudah ada di Pakatan Rakyat,” katanya.
Bergabungnya PAN dan Tun Dr. Mahathir dalam Pakatan Harapan secara bertahap membuat stigmatisasi SARA yang sebelumnya dituduhkan kepada oposisi menjadi tidak laku.
“Rakyat lebih serius kepada sebuah pemerintahan yang bersih dari KKN. Pelajaran dari Malaysia adalah stigmatisasi isu SARA ternyata tidak laku lagi di Malaysia. Rakyat Malaysia ingin koreksi atas jalannya pemerintahan untuk lebih bersih dan akuntabel,” katanya.
Dirinya menyampaikan selamat kepada Tun Dr. Mahathir yang dilantik kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia ke 7 dan selamat juga buat rakyat Malaysia yang sudah lebih dewasa berdemokrasi, yang mana sudah tidak termakan hasutan SARA.
“Saatnya bersatu kembali dalam membangun Malaysia dan kawasan serantau kita lebih baik lagi,” katanya.
Dia mengatakan harapan kita bersama ke depan adalah meningkatkan lebih baik lagi hubungan politik bilateral antar kedua negara.
“Yang tidak kalah penting juga adalah menjadi tugas kita bersama dalam meningkatkan hubungan people to people, business to business, NGO to NGO, party to party dan memperbaiki serta meningkatkan sistem perlindungan kepada TKI yang bekerja di Malaysia,” kata Sekretaris KNPI Malaysia tersebut.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: