Jakarta, Aktual.com — Publik sangat menyayangkan pemerintah di bawah pemerintahan Jokowi yang membuka Daftar Negatif Investasi (DNI) dengan menerbitkan paket kebijakan ekonomi ke-X.
Paket tersebut bukannya akan melindungi industri nasional, justru pemerintah dengan kebijakan yang liberal ini akan mematikan industri nasional, terutama mereka yang belum berdaya saing tinggi.
“Sangat disayangkan pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi X ini. Ini bentuk liberalisasi ekonomi yang pro asing. Sehingga akan tercipta di masyarakat ekonomi kapital,” cetus ekonom dari UI, Thelisa Felianty kepada Aktaual.com, di Jakarta, Jumat (12/2).
Pasalnya, dengan kebijakan yang 100 persen dimiliki asing, susah untuk dikontrolnya. Karena yang ada seluruh kebijakan pasti akan terserah si pemegang modal.
“Kalau begitu, bagaimana pemerintah menginginkan mereka untuk menjaga kepentingan nasional? Tidak akan bisa. Yang ada mereka akan menggerus usaha UMKM, bahkan industri lain yang belum berdaya saing,” jelas dia.
Sehingga dengan kebijakan ini, kondisi yang terjadi di lapangan adalah bukannya win-win solution, melainkan akan win-lose solution.
“Industri kita yang belum kuat head to head dengan asing akan tergerus dan kolaps,” ingat Thelisa.
Paket kebijakan ekonomi X yang diterbitkan kemarin membebaskan asing untuk memiliki 100 persen saham di 17 sektor usaha. Bahkan ada sektor-sektor yang strategis.
Sektor itu antara lain, restoran, industri perfilman, pengusahaan jalan tol, industri bahan obat, crumb rubbles, dan cold storage. Kebijakan ini telah merevisi DNI.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka