Jakarta, Aktual.co — Pakistan menyatakan serangan serampangan pesawat nirawak Amerika Serikat, yang menewaskan dua sandera asing, menunjukkan bahaya dari siasat bermasalah itu, saat rincian menunjukkan serangan mematikan tersebut.

Dalam serangan itu, konsultan Amerika Serikat, Warren Weinstein dan pekerja bantuan Italia Giovanni Lo Porto tewas bersama Ahmed Faruq, warga Amerika Serikat yang digambarkan sebagai pemimpin Al Qaida di Anak Benua India (AQIS).

Islamabad menyatakan terkejut dan sedih akan kejadian itu dan menyampaikan duka cita kepada keluarga korban.

“Kematian pak Weinstein dan pak Lo Porto dalam serangan pesawat nirawak, menunjukkan bahaya dan dampak tidak diinginkan dari penggunaan teknologi itu, yang Pakistan soroti sejak lama,” kata pernyataan kementerian luar negeri Pakistan, seperti dilansir dari AFP, Jumat (24/4).

Gempuran pesawat nirawak CIA menyasar pejuang Al Qaida dan Taliban di wilayah bergolak Pakistan baratlaut sejak lama sangat bermasalah.

Islamabad secara terbuka dan teratur mengutuknya dengan menyatakannya tidak berguna dan melanggar kedaulatan, meskipun pemimpin Pakistan pada masa lalu diketahui menyetujui beberapa serangan serupa.

Gedung Putih memberikan beberapa rincian kejadian itu, tapi muncul dari pernyataan lisan AQIS, yang disiarkan pada awal bulan ini, bahwa yang terjadi adalah serangan pesawat nirawak pada 15 Januari di daerah suku Waziristan Utara, dekat perbatasan Afghanistan.

Juru bicara AQIS Usama Mahmood menyiarkan pernyataan lisan maya pada 12 April, menyatakan wakil pemimpin kelompok itu, Ahmed Farouq, tewas dalam serangan pesawat nirawak Amerika Serikat pada 15 Januari.

Pernyataan itu mengatakan serangan tersebut terjadi di daerah Shawal di wilayah suku Waziristan Utara. Ia tidak menyebut kedua sandera tersebut, tapi hanya satu serangan pesawat nirawak Amerika Serikat dilaporkan di Pakistan pada tanggal tersebut.

Ia juga menggambarkan Farouq sebagai warga Pakistan, bukan Amerika Serikat, meskipun mungkin ia punya kewarganegaraan ganda.

Mahmood juga menyatakan bahwa serangan pesawat nirawak Amerika Serikat dalam beberapa bulan belakangan membunuh 50 anggota Al Qaida di Pakistan.

Mayat akibat serangan pesawat nirawak biasanya rusak parah dan segera dimakamkan di dekat tempat kejadian oleh penduduk setempat. Itu yang mungkin terjadi dengan Farouq dan sandera asing tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: