Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Kantor Berita ANTARA, TVRI dan RRI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/10). Wawancara tersebut membahas pencapaian dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, diantaranya dalam bidang kemaritiman dan tax amnesty. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo menginginkan agar penerimaan terhadap Pancasila tidak menjadi slogan semata, tetapi diamalkan, dikonkretkan, diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Jokowi berencana membentuk Unit Pemantapan Pancasila.

“Kita ingin membuat sebuah lembaga, sebuah unit pemantapan Pancasila di bawah Presiden langsung. Dan kita harapkan hal itu bisa kita dibicarakan,” kata Presiden Jokowi dilansir Aktual dari setkab, Selasa (20/12).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan kembali apa yang  pernah disampaikan di Bandung, pada saat peringatan hari lahirnya Pancasila, beberapa bulan yang lalu, bahwa banyak negara di dunia termasuk negara-negara maju, saat ini sedang gelisah karena toleransi yang mulai terkoyak, solidaritas sosial yang mulai terbelah, ketertiban sosial yang juga terganggu, dan semakin goyahnya mereka dalam mengelola keberagaman dan perbedaan.

“Dunia sekarang ini dihantui oleh aksi terorisme, aksi ekstrimisme, dan radikalisme. Dan berbagai negara di dunia sedang mencari referensi nilai-nilai dalam menghadapi tatanan dan tantangan itu,” tutur Presiden.

Di tengah kondisi dunia seperti itu, lanjut Presiden, kita bersyukur memiliki Pancasila sebagai dasar negara, sebagai falsafah hidup bangsa, tidak cukup hanya dibaca, diketahui, dihafalkan ataupun dijadikan simbol pemersatu bangsa.

“Penerimaan pada Pancasila juga seharusnya tidak berhenti menjadi slogan semata. Pancasila harus diamalkan, harus dikonkretkan, harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan di dalam kehidupan sehari-hari kita,” tutur Presiden.

Menurut Presiden, Pancasila harus betul-betul diwujudkan dalam pola pikir, sikap mental, gaya hidup, dan perilaku nyata di dalam kehidupan sehari-hari.

“Pancasila juga harus menjadi ideologi yang bekerja, yang terlembagakan dalam sistem, dalam kebijakan baik di bidang ekonomi, politik maupun sosial budaya,” tegas Presiden seraya menambahkan, hanya dengan itu Indonesia akan memiliki pondasi yang kokoh dalam menghadapi setiap permasalahan bangsa yang ada, serta bisa dengan percaya diri menyongsong masa depan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka