Kendari, Aktual.com – Mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Pancasila (LSP) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyatakan siap menangkal masuknya ideologi asing di dunia kampus atau di daerah itu.

Pernyataan tersebut disampaikan usai menggelar forum dialog mahasiswa yang mengangkat tema “Penguatan Pancasila Sebagai Penangkal Masuknya Idiologi Asing” di Aula Taman Budaya Kendari, Kamis (25/6) malam.

Ketua LSP Kendari, Jufrianto, mengatakan, ideologi yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila berpeluang masuk di kampus atau di daerah, jika mahasiswa tidak memiliki kualitas dalam membentengi dirinya.

“Kekuatan mahasiswa harus dibangun dari kesadaran diri untuk terus meningkatkan kualitas diri. Intelektual mahasiswa merupakan bagian terpenting dalam membentengi dirinya dari pengaruh negatif,” kata Jufrianto.

Seorang akademisi IAIN Kendari sebagai nara sumber dalam kegiatan dialog itu, Yusuf Busyro, mengatakan, untuk menangkal masuknya idealisme asing adalah dengan cara memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari hari.

“Mahasiswa harus benar-benar memahami roh Pancasila, jangan dijadikan hanya subuah ikon lambang negara. Pancasila bisa menjadi filter dari semua ideologi dan pemikiran atau sekta-sekta pemikiran dari asing,” katanya.

Ia mencontohkan, dengan memahami Pancasila, maka diyakini bisa memfilter faham ISIS atau pun gerakan radikal yang bisa mengganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Pancasila menjadi filter ideologi asing karena merupakan bagian dari semua akumulasi pemikiran fundamen, dan nilai-nilai Pancasila berbicara tentang konteks ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerjasama, permusyawaratan dan keadilan,” katanya.

Sepintas, kata Yusuf, mahasiswa dan pemuda di Sultra saat ini sudah mulai terkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran asing, seperti gaya hidup yang lebih mengidolakan budaya asing.

Menurutnya, ideologi asing tidak akan mudah masuk ke kampus, jika mahasiswa memiliki integritas, berkualitas dan tetap menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun masyarakat.

“Ini menjadi tantangan kita bersama, tidak hanya kalangan mahasiswa atau masyarakat, tetapi juga pemerintah harus mengintervensi untuk mendorong kegiatan peningkatan pemahaman dan pengamalan Pancasila kepada generasi muda sebagai filter dari semua pemikiran atau ideologi asing,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: