Pedagang menata ayam potong yang dijual di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5). Menjelang Ramadan, harga ayam potong dan ayam kampung di tingkat pedagang setempat mengalami kenaikan dari Rp28.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/16.

Jakarta, Aktual.com — Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa Tengah berharap mata rantai perdagangan mengambil keuntungan secara wajar agar tidak merugikan salah satu pihak.

“Paling tidak keuntungan wajar itu ya tidak lebih dari 10 persen,” kata Kepala BKP Jateng Whitono di Semarang, Rabu (8/6).

Salah satunya mengenai daging ayam, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para peternak. Dari hasil koordinasi tersebut diketahui harga daging ayam salah satunya broiler mengalami penurunan harga.

Diharapkan, penurunan harga ini tidak merugikan peternak tetapi juga jangan sampai tidak dapat dinikmati oleh masyarakat yaitu konsumen.

“Harapan kami masing-masing mata rantai tadi mengambil keuntungannya yang wajar. Jangan sampai peternak untungnya sedikit, konsumen berat malah perantara ini mendapatkan keuntungan yang besar,” katanya.

Untuk memastikan tidak ada salah satu pihak yang mengambil untung terlalu besar sehingga berdampak pada melonjaknya harga daging ayam, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Salah satu yang dilakukan, BKP sudah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Jawa Tengah terkait dengan pengadaan daging ayam. Dalam hal ini, Dinas Peternakan sudah berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan ayam.

“Kalau memang memungkinkan akan melakukan operasi pasar, akan jual daging beku. Dari sisi kesehatan, daging beku ini tidak kalah sehat dibandingkan dengan daging ayam segar,” katanya.

Meski dijual dalam keadaan beku, pihaknya memastikan untuk daging ayam yang dipasarkan di Jawa Tengah tidak ada yang diimpor.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka