Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Polri cepat mengambil kesimpulan mengenai upaya makar yang dilakukan sejumlah tokoh dan aktivis. Pangi menekankan demikian terkait penangkapan dan penetapan 8 tersangka pelaku dugaan pemufakatan jahat atau makar.

Kepada wartawan di Jakarta kemarin, Dosen UIN Syarif Hidayatullah itu menyarankan semestinya Polri berlaku profesional dan proporsional dalam menangani berbagai permasalahan yang menjadi tugasnya.

“Polri mesti tetap pada trayek profesional dan proporsional. Jangan dikit-dikit dituduhkan dengan makar,” katanya.

Disampaikan, sikap kritis anggota masyarakat terhadap pemerintah semestinya tidak diambil kesimpulan sebagai anti Pancasila atau bagian dari upaya makar. Justru sikap kritis anggota masyarakat itu seharusnya dijadikan bahan evaluasi terhadap berbagai program pemerintah.

“Apa bedanya situasi sekarang dengan masa lalu kalau begitu. Orasi dituduh macam-macam, sekarang disebut tidak pro Kebhinekaan, yang mengkritik dan demo dianggap tidak mendukung program pemerintah,” jelas Pangi.

Latar belakang Presiden dari masyarakat sipil, lanjut dia, belakangan justru beraroma militer dan mirip pemerintahan Orde Baru. Pada era Orba, Pancasila dijadikan ideologi yang disucikan melalui asas tunggal Pancasila.

Cara ini dianggap sangat efektif untuk membungkam lawan-lawan politiknya dibandingkan memperjuangkan kemurnian Pancasila itu sendiri sebagai dasar bernegara. Cara tersebut kembali dipraktikkan pemerintahan Jokowi dengan dalih menjunjung tinggi Pancasila.

“Polaritasnya hampir sama, yang berseberangan dengan pemerintah atau tokoh oposisi yang terbilang kritis dituduh makar dan kudeta. Nanti bakal banyak tahanan politik. Mirip era rezim Soehartoā€ˇ,” jelasnya.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan