Panglima TNI, KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Ruang Rapat Komisi I, DPR RI, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017). Presiden Jokowi telah menunjukan Hadi sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menetapkan sebelas program prioritas pembangunan TNI pada tahun 2018 ini. Penetapan itu dilakukan Hadi saat Rapim TNI 2018 dengan mengangkat tema “Dengan Dilandasi Jiwa Kesatria Militan, Loyal, Profesional, Modern dan Kemanunggalan Dengan Rakyat, TNI Siap Melaksanakan Tugas Pokok”.

“Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan komitmen kebijakan pemerintah serta kepentingan sinkronisasi pembangunan gelar kekuatan TNI dengan pembangunan nasional maupun Visi Misi Panglima TNI yang dihadapkan dengan tugas-tugas TNI maupun alokasi anggaran TNI tahun 2018, maka ditetapkan sebelas program prioritas,” kata Panglima TNI pada penutupan Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia (Rapim TNI) Tahun 2018 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/1).

Hadi menjelaskan bahwa 11 program prioritas dalam rangka pembangunan TNI, meliputi revitalisasi program-program didalam Minimum Essential Force (MEF), penyempurnaan Doktrin TNI dan Doktrin Angkatan, penyempurnaan organisasi TNI, pengembangan sistem pengelolaan SDM TNI yang berbasis kompetensi, pembangunan TNI AD menjadi kekuatan terpusat, kewilayahan dan pendukung, pembangunan TNI AL melalui penyusunan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) terdiri atas Kapal Perang, Pesawat Udara, Marinir dan Pangkalan dan pembangunan TNI AU untuk mencapai air supremacy atau air superiority.

Menurut dia, prioritas selanjutnya adalah pembangunan unit khusus yang terdiri dari pasukan-pasukan khusus Tri Matra, pengembangan sistem operasi Tri Matra yang berbasis teknologi yang meliputi Network Centric Warfare, C4ISR dan Cyber Warfare, penguatan diplomasi militer dan peningkatan kontribusi dalam rangka memenangkan kepentingan nasional, mewujudkan sistem pengadaan Alutsista yang berpedoman pada effect based dan interoperabilitas yang dilakukan secara transparan dan akuntabel serta bebas dari KKN.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini menegaskan bahwa TNI perlu mentransformasi dirinya menjadi suatu organisasi pertahanan negara yang profesional, modern, dan tangguh yang memiliki kemampuan proyeksi regional serta mampu berkomitmen secara global.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara