Semarang, Aktual.co — Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan bahwa TNI maupun Polri harus mengembangkan budaya malu. Baik malu bila tidak disiplin, malu melanggar aturan, dan malu bertindak tidak terhormat.
Menurut dia, jiwa korsa jangan jadi alasan untuk perbuatan yang tidak memberi contoh baik bagi masyarakat luas karena mereka aparat bersenjata. 
“Mereka adalah pengayom masyarakat, penegak hukum dan penjaga kedaulatan negara. Lalu dimana letak kebanggaan itu,” kata Khairul Fahmi saat dihubungi aktual.co, di Semarang, Kamis (20/11).
Pola lama yang sering diterapkan petinggi TNI/ Polri untuk menyelesaikan persoalan selalu dengan menutup-nutupinya. Saat ini, pola semacam itu tidak bisa lagi digunakan. Wibawa komando pun tidak lagi menjadi hal yang sakral.
Dia menambahkan, Kapolri dan Panglima TNI harus mengkampanyekan budaya ‘Ayo Malu’ agar semangat jiwa korsa tidak kebablasan dan berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Seperti diketahui, terjadi penyerangan yang dilakukan anggota TNI Yonif 134 Tuah Sakti terhadap anggota Brimob Polda Kepulauan Riau, di Mako Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11). Beberapa orang mengalami luka-luka, termasuk dari warga sipil.

Artikel ini ditulis oleh: