Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah) berjalan bersama Komandan Paspampres Brigjen TNI (Mar) Bambang Suswantono (kanan) dan Mayjen TNI Andika Perkasa (kiri) usai Upacara Serah Terima Jabatan di Markas Komando Paspampres, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (25/5). Brigjen TNI (Mar) Bambang Suswantono yang sebelumnya menjabat Wakil Komandan Paspampres menggantikan Mayjen TNI Andika Perkasa yang selanjutnya akan menjabat dan bertugas sebagai Panglima Kodam XII/Tanjung Pura. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16.

Jakarta, Aktual.com — Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan pengarahan kepada kepala daerah dalam Orientasi Kepemimpinan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (OKPPD) yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri, Kalibata, Jakarta, kemarin (27/5).

Dalam pemaparannya, Gatot mengungkapkan mayoritas konflik yang terjadi diberbagai belahan dunia saat ini karena berebut energi. Konflik yang disebabkan energi ini bahkan mencapai angka 70 persen. Sementara sumber energi sendiri kini tidak dapat lagi diperbaharui.

Dengan melihat populasi penduduk bumi saat ini yang terus mengalami lonjakan besar, pada tahun 2043 mendatang dikhawatirkan ketersediaan energi akan habis. Normalnya, bumi yang kita pijak menampung 3 hingga 4 miliar manusia. Namun bumi saat ini dihuni hingga 8 miliar manusia.

Disebutkan bahwa per 2011 lalu jumlah penduduk bumi mencapai 7 miliar. Angkanya terus bertambah hingga 8 miliar, sebab dalam 5-6 tahun terakhir mengalami penambahan 1 miliar orang.

“Berdasarkan data, setiap tahun akan ada 15 juta anak kecil meninggal, kenapa? Bukan karena sakit, namun karena kemiskinan, kelaparan, kesehatan dan gizi buruk. Balik lagi, itu karena bumi sudah ‘overload’. Sudah melebihi kapasitas daya tampung,” jelas Gatot.

Negara-negara equator atau negara yang tanahnya dianggap subur, salah satunya Indonesia. Menjadi masalah karena tidak banyak negara equator, sehingga banyak negara mengalami krisis energi sehingga melakukan penjajahan ke negara equator.

“Inilah sebenarnya mengapa saya perlu bicara, karena perang masa kini adalah perang energi, pangan, air dan ekonomi. Semua beralih lagi ke negara equator, inilah ancaman bangsa kita, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di ekuator,” urainya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka