Jakarta, Aktual.com – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menargetkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berbasis digital dalam peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke-73 dan terjadinya revolusi industri 4.0.

Menurutnya, digitalisasi telah menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk militer.

“Apalagi sekarang setiap orang terhubung dengan internet satu sama yang lain. Keterbukaan informasi semakin lebar sehingga kita harus mengimbangi dengan perkembangan revolusi tersebut,” kata Hadi di Istana Merdeka pada sela-sela peringatan hari Kemerdekaan ke-73 RI, Jumat.

Ia pun menargetkan bahwa alutsista yang dipakai TNI juga menyesuaikan kemajuan zaman dengan penggunaan big data. Hal ini, kata Hadi, merupakan konsekuensi logis dari adanya revolusi industri 4.0.

Ia menambahkan, perubahan ini juga termasuk pada doktrin lantaran pihak musuh telah menggunakan artificial intelligence.

“Perang semakin terbuka dan tidak kenal batas sehingga doktrin pun harus laksanakan penyesuaian,” jelas Hadi.

Sebagaimana diketahui, big data adalah himpunan data dalam jumlah yang saangat besar baik yang terstruktur maupun tidak.

“Kita mengikuti Renstra (rencana strategis) kedua periode 2018-2019. PR apa yang diusulkan renstra itu yang kita penuhi,” tambah Hadi.

Strategi dari Kementerian Pertahanan dan TNI. Kebijakan perencanaan pertahanan tahun 2019 diwujudkan melalui arah kebijakan penguatan pertahanan, yaitu (1) penyelenggaraan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam rangka pengamanan Pemilu; (2) pengadaan Alutsista TNI dalam rangka pemenuhan MEF; (3) pemeliharaan dan perawatan Alutsista TNI.

Selanjutnya (4) pembangunan sarana dan prasarana satuan alutsista TNI dan satuan baru; (5) peningkatan sarana dan prasarana perbatasan; dan (6) penguatan industri pertahanan.

Sasaran yang ingin dicapai melalui alokasi anggaran fungsi pertahanan pada tahun 2019 tersebut diantaranya: (1) pengadaan 125 paket kendaraan taktis, suku cadang, kendaraan tempur, dan suku cadang kendaraan taktis; (2) pengadaan/penggantian 3 unit kendaraan tempur; (3) pengadaan/penggantian 688 pucuk senjata dan amunisi; (4) pembangunan 18 unit KRI, KAL, dan Alpung; dan (5) modernisasi 1 paket Command Center Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan