Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah umum dan diskusi akhir tahun di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (28/12/2016). Acara diskusi dan ceramah umum akhir tahun yang diselenggarakan oleh Kornas Fokal IMM mengambil tema " Meruwat Indonesia , Menjaga NKRI. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengemukakan hal yang cukup mengejutkan mengenai pembunuhan Jenderal asal Inggris, AWS Mallaby dalam masa revolusi pada November 1945.

Melalui keterangan tertulisnya, Gatot mengingatkan semua prajurit TNI tentang jasa santri dalam peristiwa 10 November. “Saat mendapatkan informasi bahwa sekutu akan mendarat di Surabaya, Pak Dirman (Panglima TNI pertama) melapor kepada Bung Karno dan meminta solusi kepada Kiai Hasyim. Kiai Hasyim tidak langsung menjawab, tapi beliau Salat Istikharah dulu. Lalu ditetapkanlah fatwa (Resolusi) Jihad,” kisah Gatot tentang jasa KH Hasyim melalui keterangan tertulis, Selasa (19/9).

Gatot melanjutkan, sekitar 20 ribu alumni Pesantren Tebuireng yang sudah menyebar di berbagai daerah datang dan berkumpul di Surabaya untuk melakukan perlawanan terhadap sekutu. Di bawah kepemimpinan Kiai Abbas yang dijuluki Singa dari Jawa Barat, perlawanan rakyat terhadap NICA pun berlangsung pada 10 November 1945.

“Seharusnya serangan dilakukan pada 9 November. Tapi Kiai Hasyim meminta semuanya menunggu kedatangan Singa dari Jawa Barat,” tutur mantan KSAD ini.

Seperti yang diketahui, Mallaby akhirnya terbunuh dalam pertempuran tersebut. Dari kisah tersebut, Gatot pun menyatakan bahwa peran santri tidak dilupakan begitu saja dalam pertempuran yang diabadikan menjadi Hari Pahlawan Nasional itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Wisnu