Jakarta, Aktual.com – Tak dapat dipungkiri, pangsa pasar sektor perbankan memang mayoritas dikuasai oleh empat bank besar penghuni kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, dan PT BCA Tbk.
Empat bank kakap itu menguasai 45 persen pangsa pasar, sementara sebanyak 24 bank BUKU III menguasai pangsa pasar total asset sebesar 37 persen, serta sisanya adalah BUKU II sebesar 16 persen dan BUKU I hanya 2 persen.
Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank-bank yang masuk kategori BUKU I untuk menambah modal intinya menjadi lebih dari Rp1 triliun.
“Kondisi pasar di industri perbankan tidak terjadi keseimbangan dalam berkompetisi, sehingga pangsa pasar belum mampu mengalami pergeseran,” jelas Kepala Departemen Pengawas Perbankan OJK, Aristiadi, di Jakarta semalam, ditulis Sabtu (17/12).
Menurutnya, dari perspektif persaingan, sebaran pangsa pasar menjadi kurang ideal untuk mewujudkan iklim kompetisi yang berimbang.
“Kondisi ini disebut asimetric competition, yaitu bank dengan kapabilitas yang tidak setara bersaing di segmen pasar yang sama,” ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, OJK telah fokus mendorong perbankan untuk konsolidasi, guna meningkatkan kapabilitas bersaing yang berimbang.
“Kami fokus mendorong bank BUKU I menambah modal melalui IPO atau pun rights issue di pasar modal. Dan, tentunya bisa juga dengan mencari mitra strategis,” katanya.
Dia menambahkan, upaya lain OJK adalah dengan mendorong peningkatan efisiensi dan evaluasi strategi bisnis agar sesuai dengan kapabilitas bank, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kinerja bermodal terbatas.
Ariastidi pun merinci, hingga Kuartal III-2016 total aset 118 bank termasuk bank syariah tumbuh 5,18 persen menjadi Rp6.458 triliun, Dana Pihaj Ketiga (DPK) naik 3,15 persen menjadi Rp4.600triliun dan kredit naik 6,35 persen menjadi Rp.4.243 triliun.
“Namun, kinerja dan pertumbuhan industri perbankan yang baik belum disertai oleh pergeseran pangsa pasar perbankan berdasarkan kelompok modal inti minimum ity,” papar Ariastiadi.
Menurut dia, kondisi tersebut tercermin dari pangsa pasar total aset empat bank BUKU VI mencapai 45 persen dan sebanyak 24 bank BUKU III menguasai pangsa pasar total asset sebesar 37 persen, serta sisanya adalah BUKU II sebesar 16 persen dan BUKU I hanya 2 persen.
Untuk itu, kata dia, pada 2017 mendatang, pihaknya memastikan sudah tidak ada lagi bank BUKU I yang berkantor pusat di Jakarta.
“Bank BUKU I di Jakarta tinggal satu, itu pun dalam proses peningkatan modal menjadi BUKU II,” pungkasnya.(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid