Jakarta, Aktual.co — Ketua Panitia Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Cho Yang-Ho, tidak ingin memindahkan beberapa kompetisi di luar Korea Selatan (Korsel), meskipun ada kendala.
Cho Yang-Ho menyebutkan beberapa kendala itu seperti, penundaan konstruksi dan masalah keuangan Pada kemunculan pertamanya, yakni saat konferensi pers saat Cho dipilih menjadi ketua panitia pada Juli 2014, ia mengecam adanya pilihan untuk membagi beberapa turnamen di kota lain dan hanya ingin menjadikan Pyeongchang sebagai tuan rumah serta beberapa tempat di sekitarnya.
“Kecuali ada bencana alam yang akan mengganggu acara tuan rumah di tempat yang sudah direncanakan, tidak akan ada acara yang dipindahkan,” kata Cho, dilansir dari AFP, Rabu (11/3).
“Berbicara tentang pembagian acara, sekarang ini hanya akan membuat kebingungan dan merusak kredibilitas internasional negara yang bersangkutan,” katanya menegaskan.
Persiapan yang telah dirancang harus terkendala masalah keuangan, penundaan konstruksi dan pertikaian politik antara penyelenggara, pejabat provinsi dan pemerintah pusat.
Pilihan untuk memindahkan kompetisi seluncur, seperti bobsleigh dan luge ke Nagano di Jepang, sempat diperdebatkan ketika Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyetujui revisi pada Desember 2014 yang memungkinkan tuan rumah Olimpiade lebih fleksibel dalam mengajukan jenis olahraga dan tempat kompetisi tersebut diselenggarakan.
Namun demikian, Cho menilai persiapan Korsel sudah terlalu jauh jika hanya mempertimbangkan perubahan tempat.
Proposal pembagian acara dirancang untuk membantu biaya kompetisi besar olahraga ski, yakni Piala Dunia Alpine Skiing di mana Pyeongchang dijadwalkan menjadi tuan rumah turnamen tersebut pada Februari 2016.
Olimpiade musim dingin ini dilaporkan menghabiskan dana sebesar 11,4 triliun won atau 10,4 milyar dolar Amerika untuk membangun sarana dan prasarana.
Selain itu, provinsi Gangwon yang termasuk salah satu daerah termiskin di Korsel diduga menghabiskan jutaan dolar untuk mengurus fasilitas setelah Olimpiade usai, seperti yang dilaporkan media lokal.
Kritik ditujukan pada kota Incheon di Korsel yang menanggung utang sebanyak 3 milyar dolar Amerika setelah menjadi tuan rumah Asian Games 2014 dengan stadion utama dan beberapa “venue” yang tidak beroperasi.
Kritik tersebut setidaknya menjadi gambaran bagi Pyeongchang nantinya.
Artikel ini ditulis oleh: