Surabaya, Aktual.com – Nekat memanjat pagar rumah dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, aksi yang dilakukan oleh Komunitas Bambu Runcing Surabaya akhirnya berlangsung tegang dengan aparat, Sabtu (13/1).
Sebelumnya, belasan KBRS berencana melakukan aksi di halaman Pemkot Surabaya. Namun karena sudah ditutup oleh portal, para demonstran pun beralih ke rumah dinas Risma.
Salah seorang anggota KBRS nekat memanjat pagar dan melakukan orasi. Belum satu menit melakukan orasi, salah seorang anggota satpol PP kota Surabaya, memerintahkan untuk turun dari pagar.
Tak mengindahkan perintah satpol PP, orator tersebut malah mencaci maki petugas dengan dalih bahwa rumah dinas Risma adalah rumah rakyat. Tak ayal, personil dari kepolisian yang disiagakan, mencoba memaksakan untuk turun hingga terjadi ketegangan.
Si orator tetap bertahan di atas pagar dan terus mencaci, dan pada akhirnya turun setelah portal jalan menuju Pemkot Surabaya kembali dibuka.
Sementara di halaman gedung Pemkot, KBRS melakukan aksi ritual tabur bunga sebagai bentuk matinya pejabat pemerintah kota Surabaya yang membiarka rumah radio Bung Tomo di jalan Mawar Surabaya hancur tanpa ada kelanjutan.
“Aksi ini sebagai bentuk kita mengingatkan kepada Risma tentang hancurnya rumah radio Bung Tomo. Sebab, sejauh ini seakan dibiarkan tanpa ada kelanjutan,” kata koordinator aksi Wawan Willy, Jumat (13/01).
Wawan menjelaskan, bahwa saksi ini bukan aksi main-main. Pihaknya akan terus menagih janji keseriusan Pemkot Surabaya yang pernah berjanji akan membangun lagi gedung tersebut.
“Nyatanya sampai sekarang belum ada pembangunan. Makanya kami juga mendesak polri dan PPNS kota Surabaya untuk segera mempublikasikan hasil penyelidikannya kasus tersebut.”
Seperti diketahui, rumah radio di jalan Mawar Surabaya, yang pernah digunakan Bung Tomo untuk menggelorakan semangat penjuang melawan penjajah telah dihancurkan oleh pihak swasta, yakni PT Jayanata yang bergerak di bidang kecantikan.
Laporan: Ahmad H Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu