Foto aerial proyek pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau Terminal New Priok di Kalibaru, Jakarta Utara, Senin (18/1). PT Pelindo II menyatakan trial operation Container Terminal 1 New Priok yang mampu disandari kapal berukuran 20.000 TEUs siap diluncurkan pada akhir Januari 2016 dan akan disusul dengan pengoperasian secara penuh pada Juli 2016. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Panitia Khusus (Pansus) DPR Pelindo II meminta jajaran direksi baru PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) untuk memperbaiki kinerja, jangan malah mengulang kesalahan seperti yang dilakukan Direktur Utama Pelindo II sebelumnya, RJ Lino.

Untuk itu, Dirut Pelindo II yang baru, Elvyn G. Masassya diminta untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang bertolak belakang dengan rekomendasi Pansus. Sehingga bukannya malah menjadi solusi tapi justru menjadi masalah baru.

“Saya percaya kinerja Pak Elvyn bagus. Tapi ingat Pelindo II itu sedang bermasalah, buktinya ada Pansus,” jelas anggota Pansus dari Fraksi Golkar, John Keneddy Azis saat raker Pansus dengan Menteri Perhubungan dan direksi Pelindo II, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/6).

Apalagi dirinya tetap berharap, Dirut yang baru itu serius menjalankan kinerja perusahaan dengan sebenar-benarnya.
“Apalagi saat ini kondisi perusahaan sedang bermasalah,” tegas politisi Partai Golkar ini.

Isu ini dikedepankan terkait adanya isu bahwa Elvyn akan kembali melakukan kerja sama pengelolaan antara  JICT dengan Hutchison bakal diperpanjang. Dalih Elvyn, ini sesuai dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

John menambahkan, dirinya membandingkan antara kinerja Pelindo II dengan kinerja Pelindo I. Entah dari sisi asetnya atau kinerjanya.

“Kami telah melakukan kunjungan ke Pelindo I. Dan ternyata kami banyak terkejut. Bahkan pendanaan di sana kebanyakan berasal dari kas perusahaan dan tidak ada dana dari asing. Bahkan kalaupun pinjam itu sindikasi dari bank BUMN,” tandas dia.

Dia kembali menegaskan, ketika pihak Pansus menanyakan soal ramainya BUMN meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) ke negara, Pelindo I justru menolaknya.

“Mereka menyatakan ke kami, kata mereka, kalau menolak nanti bisa dianggap sombong. Tapi untuk saat ini, kata mereka, tidak membutuhkan PMN,” ujar dia.

Memang neraca keuangan dari Pelindo I dianggap cukup baik. Di samping itu, penataan SDM-nya juga cukup bagus.

“Ini sekadar perbandingan saja. Sekalipun memang tidak bisa disamakan. Tapi informasi ini buat dorongan Pak Elvyn ke depan. Jadi jangan tergantung pada pihak lain. Kalau bisa tetap andalkan kemampuan sendiri,” pungkas Keneddy.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka