Jakarta, Aktual.com – Sikap Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu yang bakal melakukan kunjungan kerja ke Jerman dan Meksiko di saat reses itu sebagai sesuatu yang salah kaprah.

Menurut Koordinator Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, prilaku anggota DPR itu sangat tak pantas melakukan studi banding ke Jerman atau Meksiko. Karena selain aneh, sistem parlementer di Jerman juga berbeda.

“Mau dibuat radikal dengan sangat terbuka atau memang tetap seperti sekarang. Tertutup. Tapi kenapa harus banding ke Jerman? Ini sangat aneh. Mereka cuma mau refreshing saja,” tegas Ray seusai diskusi Sengketa di MA: Keadilan Substantif untuk Pilkada Demokratis, di Jakarta, Minggu (5/3).

Apalagi memang waktunya juga saat reses. Padahal para anggota DPR sudah diingatkan bahw saat reses tak boleh melakukan kunjungan kerja atau studi banding.

“Karena mestinya, reses itu harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk konstituennya, bukan malah studi banding yang dirasa aneh ke Jerman atau Meksiko,” jelasnya.

Apalagi kemudian, kata dia, sudah pasti anggaran yang digunakan juga adalah uang negara. “Ini jelas menghamburkan uang negara. Kalau mau cari informasi itu tak usah jauh-jauh ke Jerman, referensinya juga sudah banyak di dalam negeri. Ditambah lagi Jerman juga tak sama sistem pemilunya,” kritik Ray.

Sebelumnya, Ketua Pansus Lukman Edy menyebut, studi banding ke Jerman diperlukan untuk mencontoh sistem pemilu di Jerman yang sebelumnya banyak digunakan di Indonesia.

Selain itu, Jerman dikatakan tengah mengevaluasi penggunaan e-voting dalam pemilu dan Indonesia saat ini berencana menggunakan e-voting dalam pemilu.

Sedangkan kunjungan ke Meksiko bertujuan untuk mempelajari badan peradilan pemilu yang dinilai punya rekam jejak yang bagus.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka