Berdasarkan laporan Disnaker setempat bahwa TKA itu dominan berasal dari Tiongkok sebanyak 657 orang, Taiwan (223), Korea Selatan (361), India (45) dan selebihnya dari Amerika Serikat dan sejumlah negara lain di Eropa.

Para TKA tersebut bekerja tersebar sebanyak 585 perusahaan yang ada pada 15 kecamatan, diantaranya di Cikupa, Balaraja, Jayanti dan Kecamatan Pasar Kemis. Galih menambahkan para TKA itu selain buruh tanpa kelahlian tapi juga mengisi jabatan mulai dari manajer hingga direksi.

“Ini tentu sangat berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan, bila memang ada buruh yang menyampaikan pendapat maka dikhawatirkan tidak dapat disalurkan,” katanya.

Menurut dia, keberadaan para TKA tanpa keahlian itu dapat menggusur buruh lokal dan dianggap tidak mengatasi masalah pengangguran.

Sementara itu, Kepala Disnaker Pemkab Tangerang, Jarnaji mengatakan pihaknya berupaya melakukan pendataan ulang keberadaan TKA yang ada di sejumlah pabrik agar diperoleh data akurat.

Masalah itu sesuai perintah Pj Bupati Tangerang Komarudin bahwa harus mendata semua pabrik yang memperkerjakan TKA. Sedangkan data TKA sebanyak 1.824 orang itu merupakan laporan dari Disnaker Pemprov Banten pertengahan April 2018.

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara