Eropa, Aktual.com – Jelang pertemuan puncak dengan pimpinan negara-negara Afrika, para Menteri Dalam Negeri Uni Eropa hadapi tekanan.

Dalam sebuah sidang luar biasa, yang digelar Senin (9/11), mereka didesak segera membahas penanganan krisis imigran yang membanjiri Eropa.

Dimitris Avramopolous, Komisioner Uni Eropa (EU) untuk urusan migrasi, mendesak para mendagri segera realisasikan janji mereka memperketat perbatasan. Mereka juga didesak memindahkan para pengungsi dari Italia dan Yunani yang dianggap sudah terlalu sesak.

“Kita perlu melihat lebih banyak pemindahan (migran) dari Yunani dan Italia sebagai masalah yang mendesak,” kata Avramopoulos, dalam pertemuan itu.

Dia juga mendesak negara Uni Eropa untuk mendirikan pusat-pusat penerimaan migran di sepanjang rute Balkan dari Yunani. “Sekarang saatnya bagi mereka untuk mempercepat tugasnya dalam melaksanakan janji-janji ini di lapangan,” kata dia.

Desakan senada juga dilontarkan Mendagri Jerman Thomas de Maiziere dan pemimpin-pemimpin Parlemen Eropa.

DIketahui, pertemuan puncak khusus EU-Afrika akan digelar di Malta, Rabu (11/11). Pertemuan itu akan fokus membahas upaya menurunkan gelombang kedatangan imigran melalui Libya, yang merupakan rute migran tersibuk kedua setelah Turki dan Balkan.

Komisi Eropa, badan eksekutif EU yang beranggotakan 28 negara, pada Mei telah mengajukan rencana berisi berbagai aspek untuk menangani krisis imigran yang dinilai terburuk yang dihadapi Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Krisis imigran di Eropa memburuk pada musim panas, saat ratusan ribu orang lainnya yang mengungsikan diri dari perang di Suriah, Irak dan Afghanistan, tiba di Yunani dan Balkan melalui Turki. Dalam situasi itu, sudah hampir 800 migran yang tenggelam di Mediterania dalam perjalanan mereka dari Libya menuju Italia.

Namun, negara-negara Eropa selama berbulan-bulan masih belum capai kata sepakat, terutama soal rencana memindahkan sebanyak 160.000 pencari suaka dari negara-negara garis depan ke wilayah-wilayah lainnya di blok Eropa.

EU, pada akhirnya, bulan lalu menyetujui skema pemindahan di tengah tentangan keras dari Hongaria dan negara-negara anggota EU lainnya di kawasan timur.

Artikel ini ditulis oleh: