Pasar Tradisional
Pasar Tradisional

Palangka Raya, Aktual.com – Dampak dari Pandemi Covid-19 telah membuat omzet pedagang di Pasar Besar Palangka Raya, Kalimantan Tengah menurun. Ditambah dengan isu akan terjadi resesi ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun, sehingga puluhan pedagang di beberapa blok terpaksa harus gulung tikar.

“Sejak wabah Covid-19 merebak di awal Maret lalu, sejumlah lapak dagangan di beberapa blok tidak beroperasi lantaran rata-rata omzet harian para pedagang turun lebih dari 50 persen,” kata Ketua Pengurus Pasar Besar, Hamidan kepada RRI, Minggu (4/10).

Kondisi ini lanjut Hamidan, terutama dialami oleh pemilik toko pakaian, sehingga sampai saat ini beberapa tempat masih kosong karena ditinggal para penyewa.

Meskipun, sudah memasuki tatanan kehidupan baru ditambahkan Hamidan, tetap saja sejumlah toko masih dibiarkan tidak terisi karena tidak ada yang berani menyewa.

“Banyak sih. Ada sekitar 10 toko karena kita belum mendata saat ini. Kita lihat lagi nanti apakah mereka masih mau berjualan atau bagaimana, namun yang jelas banyak yang tutup, sampai sekarang belum buka. Pakaian dan sepatu sangat berdampak sekali,” tambah Hamidan, Minggu (4/10).

Sementara itu salah seorang Pedagang Pasar Besar yang masih bertahan berjualan pakaian, Imbai mengaku, sebenarnya sudah lelah berjuang melawan dampak Covid-19. Apabila wabah virus masih terjadi, dirinya lebih memilih gulung tikar ketimbang terus merugi.

“Akibat adanya wabah corona penjualan menurun hingga 50 persen. Isu resesi juga ada. Menjadi faktor utama penjualan pakaian menurun karena masyarakat takut keluar rumah. Ekonomi semakin lesu,” ucapnya.

Bahkan, ditambahkan Imbai, pelanggan tetap juga terus berkurang. Diduga tidak berani ke pasar, mengingat lonjakan Covid-19 masih tinggi, khususnya di Kota Palangka Raya.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i