Sedangkan Najwa Shihab mengatakan bahwa TPGF diusulkan oleh sekitar 20 orang.

“Kalau tidak salah ada 23-24 orang, tapi pada intinya kami merasa sudah 200 hari, sudah lebih dari 6 bulan dan memang sudah sangat mendesak pembentukan ini karena teror terhadap Novel Baswedan ini teror terhadap kita semua yang peduli terhadap pemberantasan korupsi di negeri ini. Jadi sangat ‘urgent’ untuk segera dibentuk TGPF ini,” tutur Najwa.

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnyapada 11 April 2017 seusai shalat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017. Pada 30 Oktober 2017 lalu adalah peringatan 200 hari peristiwan penyiraman air keras.

Menurut pimpinan KPK, belum ada perkembangan signifikan dari pengusutan kasus tersebut.

“Kepolisian ‘welcome’ kita masuk ke dalam, sejauh ini belum ada perubahan (informasi) yang signifikan. Saya sendiri menawarkan diri untuk masuk tim itu dan Polri juga ‘welcome’, jadi artinya semuanya terbuka kok, kita harus sabar karena ini kan kejahatan tidak gampang,” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di gedung KPK Jakarta, Senin (30/10).

Novel pada Agustus 2017 lalu sudah melakukan operasi besar yaitu menggunakan gigi sebagai salah satu obat pengganti kornea mata kiri yang rusak ditambah plastik artifisial, sedangkan di bagian putih mata akan diganti dengan jaringan gusi.

Seharusnya pada Oktober ini ia kembali melakukan operasi besar, namun permukaan retinanya tidak rata. Kondisi bola mata kanan Novel masih baik dengan tekanan 17 sedangkan mata kiri tidak dapat dilakukan tes secara spesifik dan hanya diperiksa dengan menekan kelopak mata bagian atas karena tertutup gusi, namun diperkirakan tekanannya sedikit lebih tinggi dari mata kanan.

Dokter memberikan 2 macam obat tetes mata yang harus diberikan untuk menjaga tekanan bola mata.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby