Jakarta, Aktual.co —Industri pariwisata di Indonesia harus bisa melewati apa yang sudah dicapai Malaysia, atau minimal bersaing ketat. 
Disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Malaysia mencapai 9,6 persen. Meningkat dari 20,9 juta wisman di 2013 jadi 22,9 juta wisman di 2014. Membuat Malaysia menjadi negara dengan nilai pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara.
Sedangkan Indonesia, di 2014 jumlah kunjungan wisman hanya  9.435.411 atau tumbuh 7,2 persen dibanding 2013 sebanyak 8.802.129 wisman. 
Meskipun dengan angka pertumbuhan itu industri pariwisata Indonesia terus tumbuh, karena lebih tinggi dari angka rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,7 persen. “Namun belum cukup kompetitif,” kata Arief, ketika menjadi pembicara di acara ASEAN Summit for State-Owned Enterprises and Media di Batam, Jumat (6/2).
Untuk itu, ujar dia, pertumbuhan industri pariwisata Indonesia harus mendekati kompetitor terdekatnya di regional ASEAN, yakni Malaysia. Targetnya, di 2019 nanti pemerintah menargetkan bisa menggaet 20 juta wisman. 
“Walaupun sudah 20 juta, angka itu masih kalah dengan Malaysia,” ujar dia.
Menurutnya, untuk mewujudkan target wisman di 2019, tidak cukup hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun pemerintah harus menyiapkan strategi. 
Antara lain memperbaiki infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and Communication Technology), kebersihan dan higienitas serta mempermudah akses dan konektifitas ke daerah tujuan wisata.
Perbaikan infrastruktur diharapkan sekaligus akan mendongkrak daya saing pariwisata Indonesia di tataran global yang saat ini berada di ranking 70 ke ranking 30 dunia pada 2019 nanti.

Artikel ini ditulis oleh: