Washington, Aktual.com – Dewan perwakilan rakyat Amerika Serikat, mengesahkan rancangan undang-undang yang akan membatasi wewenang Presiden Barack Obama mencabut sanksi terhadap Iran, sesuai dengan perjanjian nuklir internasional.
Sebelumnya, pada tiga pekan lalu, parlemen Amerika Serikat tersebut hendak mengesahkan rancangan yang sama meski gagal.
Dikutip dari Reuters, Rabu (3/2), hasil pemungutan suara tentang rancangan “Undang-Undang Keterbukaan Keuangan Teror Iran” itu adalah 246 berbanding 181 atau hampir sama dengan komposisi anggota dari Partai Republik -yang mendukung- dan dari Partai Demokrat, yang menolak.
Rancangan itu diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, meski Partai Republik menguasai dua kamar parlemen, yakni dewan perwakilan rakyat dan Senat.
Obama berjanji akan memveto rancangan tersebut, karena dinilai melanggar perjanjian nuklir internasional bersejarah dengan Iran.
Pada 16 Januari, pemerintah di Washington dan Tehran mengumumkan kesepakatan, di mana Iran harus melepaskan empat tahanan Amerika Serikat beberapa waktu setelah pemberlakukan perjanjian nuklir internasional.
Pada 13 Januari, parlemen Amerika Serikat membatalkan rapat voting rancangan undang-undang yang akan membatasi wewenang Obama terkait Iran.
Menurut sejumlah staf Kongres, voting itu batal karena kepala parlemen yang baru, Paul Ryan, mengharuskan para anggota untuk datang tepat waktu, dan bukan karena adanya kesepakatan pelepasan tahanan oleh Iran.
Sejumlah wakil rakyat dari Partai Demokrat mengatakan bahwa voting yang berulang-ulang itu bukan merupakan yang pertama. Sebagian bahkan menyebutnya sebagai “Groundhog Day”, judul film tahun 1993 di mana aktor Bill Murray harus mengalami hari yang sama terus menerus.
Rancangan undang-undang soal Iran disahkan setelah Partai Republik berupaya untuk membatalkan veto Obama terkait undang-undang kesehatan.
Partai Republik di dewan perwakilan telah menggelar voting lebih dari 60 kali untuk menghapus reformasi kesehatan yang oleh beberapa pihak disebut sebagai prestasi domestik terbaik Obama.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara