Ankara, Aktual.com – Parlemen Lebanon gagal memilih presiden baru di putaran pertama pemungutan suara pada Kamis (9/1).
Majelis bersidang lebih awal untuk memilih pengganti Michel Aoun, yang meninggalkan jabatannya pada Oktober 2022.
Menurut Anadolu, sebanyak 71 anggota parlemen telah memilih kepala militer Joseph Aoun sebagai penerus, sementara sisanya sebanyak 37 anggota memilih abstain.
Seorang kandidat membutuhkan dua pertiga suara, atau 86 anggota parlemen, untuk lolos ke tahap pertama. Mayoritas mutlak dibutuhkan di putaran berikutnya.
Kursi presiden masih belum terisi selama lebih dari dua tahun, di tengah lanskap politik dan keamanan Lebanon yang terdampak signifikan oleh meningkatnya konflik dengan Israel.
Parlemen telah menjadwalkan pemungutan suara kedua untuk memilih presiden baru pada hari berikutnya.
Menurut Konstitusi Lebanon, presiden haruslah seorang Kristen Maronit, sementara perdana menteri seorang Muslim Sunni, dan juru bicara parlemen seorang Muslim Syiah.
Lebih dari 100 anggota parlemen yang beranggotakan 128 orang hadir dalam sidang pemungutan suara tersebut.
Sidang parlemen itu juga dihadiri oleh beberapa diplomat asing, termasuk utusan khusus Prancis Jean-Yves Le Druan dan duta besar komite Quint (Mesir, Prancis, AS, Qatar, dan Arab Saudi) yang menindaklanjuti masalah kekosongan jabatan presiden di Lebanon.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan