Surabaya, Aktual.com – Pada pendaftaran hari terakhir pilkada serentak, KPUD Surabaya seolah-olah menjadi ajang pelecehan oleh beberapa kelompok masyarakat Surabaya.
Setelah beberapa elemen yang melakukan aksi dengan membawa sapi dan memberikan kado obat kuat, kini disusul beberapa calon independen yang mendaftar di KPU meskipun mereka sadar bahwa pendaftaran calon independen.
Dari beberapa pasang calon independen, Yang paling ironis adalah pasangan independen, Yoyok Hasibuan (45)- Suryani (70).
Pasangan ini datang dengan dikawal puluhan massa dan mengenakan jas hitam beserta bunga rampai layaknya pasangan akad nikah.
Mereka masuk ruang KPU Surabaya diiringi gamelan dan satu poster bertuliskan KPUD independen.
Bahkan saat ditanya tentang kelengkapan KTP pendukung, dia tidak sanggup menunjukkan.
“Saya tidak membawa KTP pendukung. Saya ini orang miskin yang nggak sanggup bayar pemilik KTP. Tapi saya membawa puluhan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)” ujar Yoyok.
Alasan Yoyok melakukan pendaftaran tidak lain adalah sebagai bagian dari calon agar pilkada serentak Surabaya tidak tertunda.
Berbeda dengan Suryani. Dalam keterangannya di hadapan anggota KPU Surabaya, hanya mengatakan “Saya hanya bisa mengidung,” ujarnya dan disambut gelak tawa.
Sementara anggota KPU Surabaya, Nur samsi, yang menerima pasangan dari kelompok ludruk tersebut mengaku memberikan apresiasi pada warga Surabaya yang cukup merespon dan peduli agar pilkada tidak tertunda.
Kendati demikian, pasangan ‘dagelan’ Yoyok-Suryani tetap tidak akan diterima namanya sebagai paslon dalam pilkada.
Artikel ini ditulis oleh: