Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktial.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari diperkirakan bakal mengalami apresiasi. Hal ini sudah terlihat di sesi pembukaan tadi.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.289. Angka tersebut mengalami apresiasi tipis 2 poin dari penutupan kemarin di level Rp13.291. Meski rupiah sendiri terus mampu bertahan menguat. Pada satu jam pertama di posisi Rp13.282.

Menurut analis pasar uang dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, terlihat kenaikan pergerakan rupiah itu terjadi di saat jelang pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve untuk memutuskan suku bunga the Fed fund rate (FFR) naik atau tidak.

“Namun, tampaknya pelaku pasar mencoba bersikap optimis, nantinya The Fed akan benar-benar merealisasikan kenaikan tingkat suku bunganya, sehingga preferensi risiko pelaku pasar cenderung rendah,” tutur dia, di Jakarta, Rabu (14/6).

Dengan begitu, laju rupiah pun terimbas pergerakan CAD yang mampu menguat di atas USD setelah mengumumkan potensi akan kenaikan tingkat suku bunganya itu.

“Dengan berbalik melemahnya laju USD atas CAD memberikan kesempatan pada mata uang lainnya untuk bergerak menguat terhadap USD itu. Meski kenaikan rupiah itu tipis,” ungkap Reza.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka