Jakarta, Aktual.com — Minyak mentah AS naik hampir 2 persen pada Senin (14/12) kemarin. Pergerakan itu sedikit pulih setelah mengalami posisi terendah dalam 11-tahun yang terakhir. Namun analis dan pedagang mengatakan, masih terlalu dini untuk menyatakan pasar telah mencapai bagian dasarnya.

AS dan pemasok global minyak mentah Brent telah jatuh ke bawah sejak pertemuan OPEC pada 4 Desember, di mana negara-negara penghasil minyak menghapus pagu produksi mereka untuk menghindari kelebihan pasokan minyak mentah global yang memperburuk keadaan.

Akan tetapi penutupan Senin kemarin mengalami rebound signifikan pertama sejak pertemuan OPEC pada 4 Desember.

Sebelumnya pada pagi hari, baik Brent dan minyak mentah AS berjangka turun sebanyak 4 persen ke level terendah sejak awal krisis keuangan tahun 2008, namun kemudian penurunan tersebut berbalik pada pertengahan hari waktu AS.

Brent berjangka untuk pengiriman Januari LCOc1 menetap 1 sen di USD37,92 per barel. AS CLc1 mentah naik 69 sen, atau 1,94 persen, ke USD36,31.

Awal sesi Brent diperdagangkan hanya 13 sen atau USD36,20 pada posisi terendah sejak Desember 2008, bahkan itu berada di titik terendah sejak Juli 2004.

“Minyak mentah tidak dapat kita memyatakan pasar telah mencapai bagian dasarnya,” kata analis yang bermitra dengan Kronenberg Capital Advisors, Matthew Perry.

Ia memprediksi minyak mentah akan jatuh lebih lanjut sebelum terjadi pemulihan makro-ekonomi.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan