Jakarta, Aktual.co — Akhir penutupan Konfrensi Asia Afrika seharusnya menjadi momentum bagi Presiden Joko Wododo (Jokowi) untuk segera mengesekusi hukuman mati terhadap terpidana mati Bali Nine. Hal itu sebagai bentuk kesungguhan pemerintah Indonesia dalam penegakan hukum kedaulatan suatu negara di mata internasional.

“Harus segera setelah pelaksanaan KAA ini, langsung dieksekusi karena kan putusannnya sudah keluar, jadi apa yang diomongkan presiden di KAA untuk diimplementasikan sebagai negara yang berdaulat, jangan hanya sebagai sebuah retorika saja,” ucap Pengamat Psikolog Politik Universitas Indonesia, Dewi Haroen saat dihubungi Aktual.co, di Jakarta, Minggu (26/4).

“Sekarang rakyat menagih janjinya. Tidak masalah KAA ini sebagai kampanye luar negeri, tetapi realisasi keberaniannya itu seperti apa,” tambah dia.

Menurut Dewi, akan menjadi mubazir jika perhelatan internasional yang digelar sekitar sepekan dengan dana yang tidak sedikit itu tidak membuahkan hasil apa-apa. Terlebih, kebijakan di dalam negeri sendiri.

“Ini diplomasi luar negeri yang dilakukan Indonesia tidak murah, mahal 200 miliar. Sedangkan rakyat lagi susah, kalau tidak ada hasilnya (sesuai pidato presiden) akhirnya rakyat apatis terhadap presiden. Sebab, KAA itu hanya sebagai pencitraan di luar negeri, dan itu percuma,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang