Jakarta, Aktual.com — Pasca kunjungannya ke Negeri China, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak pengusaha Republik Rakyat Tiongkok guna merelokasi aktivitas pabrik manufaktur ke Indonesia dengan bekerja sama menggandeng pengusaha lokal di Tanah Air.

“Manufaktur sedang dan menengah agar direlokasi ke Indonesia yang aman dan stabil, kalau manufaktur berteknologi tinggi biarkan di sana,” kata Zulkifli Hasan dalam rilis Humas MPR RI yang diterima di Jakarta, Senin (28/9).

Zulkifli mengakui manufaktur Tiongkok sudah maju, tetapi dia mengutarakan harapannya agar manufaktur menengah dan sedang misalnya pabrik sepeda, tekstil, dan lainnya bisa direlokasi ke Indonesia.

Ketua MPR juga mengemukakan bahwa Indonesia sangat aman untuk investasi karena adanya stabilitas politik dan keamanan.

“Stabilitas politik Indonesia dengan demokrasi yang semakin matang, yakinlah investasi di Indonesia sangat aman,” katanya.

Meski Indonesia sedang mengalami perlambatan ekonomi, ujar dia, tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4-5 persen dinilai masih tinggi dan menjanjikan.

Sebelumnya, kantor berita AFP melaporkan bahwa kurs mata uang negara-negara berkembang Asia turun pada Rabu (23/9), setelah data menunjukkan pelemahan lebih lanjut sektor manufaktur penting Tiongkok, menambah kekhawatiran tentang ekonomi global, mengirim investor berbondong-bondong ke aset-aset yang lebih aman.

Unit regional sudah terguncang dari ekspektasi kenaikan suku bunga AS akhir tahun ini, yang para analis katakan bisa memicu arus keluar modal dari pasar negara berkembang untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi.

Indeks Pembelian Manajer (PMI) Tiongkok yang dipantau secara ketat untuk aktivitas pabrik pada September turun ke tingkat terendah sejak Maret 2009, putaran terbaru data lemah setelah angka-angka mengecewakan termasuk pada perdagangan, investasi dan belanja konsumen.

“Penurunan menunjukkan industri manufaktur nasional telah mencapai tahap penting dalam proses transformasi struktural,” He Fan, kepala ekonom di Caixin Insight Group mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menyertai data PMI.

Dia menyalahkan pelemahan terutama pada melesunya permintaan eksternal untuk barang-barang Tiongkok dan harga ekspor yang lebih rendah.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan