Jakarta, Aktual.co —Keberadaan Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza masih belum diketahui, setelah upaya kudeta terjadi di negaranya pada Rabu (13/5) kemarin.

Nkurunziza, yang pergi ke Tanzania pada Rabu, untuk menghadiri pertemuan puncak luar biasa Masyarakat Afrika Timur (EAC) untuk membahas kemelut politik di negerinya terjebak di Dar Es Salaam, setelah upayanya untuk pulang gagal.

Dia dihalangi oleh penentangnya, yang menguasai Bandar Udara dan memerintahkan penutupan perbatasan setelah upaya kudeta oleh mantan Kepala Dinas Mata-matanya.

Pertemuan puncak luar biasa EAC, yang dimaksudkan untuk menyelesaikan krisisi politik yang dipicu oleh upaya Nkurunziza untuk memperoleh masa jabatan ketiga, terakhir dibatalkan karena ketidak-hadiran presiden Burundi itu.

Menteri Urusan Luar Negeri Burundi Laurent Kavakure mengatakan, bahwa Presiden Nkurunziza akan pulang ke Burundi. Namun menteri tersebut tidak mengungkapkan cara yang digunakan Presiden itu untuk pulang ke negerinya, yang dilanda krisis.

Bernard Membe, Menteri Urusan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Tanzania menuturkan, dalam satu taklimat dia tidak mengetahui keberadaan Nkurunziza.

Namun demikian, Membe menerangkan,  dia takkan berkomentar atau memberi penjelasan mengenai krisis Burundi sampai pekan depan, ketika Dewan Menteri EAC bertemu guna menilai situasi di Burundi.

Dia meminta negara Afrika Timur agar tetap tenang dan menunggu hasil pertemuan yang dijadwalkan diadakan pekan depan.

“Situasi di Burundi tegang dan apa pun yang dikatakan orang termasuk saya sendiri mungkin membahayakan nyawa rakyat di negeri tersebut,” kata Membe seperti yang dikutip Xinhua. (Laporan: Wisnu Yusep)

Artikel ini ditulis oleh: