Jakarta, Aktual.com — Harga komoditas sayur di Kota Bogor, Jawa Barat, mengalami kenaikan setelah Lebaran Idul Fitri 1436 Hijriah/2015, sehingga banyak dikeluhkan oleh warga yang terbebani situasi tersebut.
“Kamarin saya beli tomat satu kilo yang biasanya Rp8.000 sekarang sudah Rp9.000,” kata Wati (54) warga Gang Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Senin (27/7).
Tidak hanya tomat, harga cabe juga mengalami lonjakan, seperti cabe rawit merat yang mencapai Rp60.000 per kg.
Keluhan serupa dirasakan Titin (32) pedagang warteg di Jalan Semeru, naiknya harga sayuran membuat ia kebingungan untuk menjual berapa harga sayur-sayur di warungnya.
Ia mengatakan, harga kangkung dan bayam naik kisaran Rp1.000 – Rp1.500 dari biasanya.
“Tadinya bayam cuma Rp2.500 sampai Rp3 ribu per ikat, sekarang sudah Rp4 ribu per ikat,” katanya.
Buncis juga menalami kenaikan cukup tinggi dari Rp7.000 per kg menjadi Rp20.000 per kg, begitu juga kacang panjang dari Rp7.000 naik menjadi Rp18.000 per kg.
Menurut Edi (45) pedagang sayur keliling, situasi pasar belum sepenuhnya normal. Banyak pedagang yang belum berjualan, karena masih mudik lebaran.
“Memang setelah lebaran situasi di pasar belum normal, banyak yang belum berjualan jadi harga belum stabil,” kata dia.
Belum stabilnya situasi di pasar membuat stok kebutuhan pokok belum terpenuhi secara lengkap. Selain itu juga, kenaikan harga dipicu oleh musim kemarau.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Mangahit Sinaga membenarkan terjadinya kenaikan harga komoditi sayuran berkisar antara lima persen.
“Sayuran itu barang yang langsung habis, tidak bisa disimpan lama. Kenaikan lebih disebabkan oleh musim kemarau, karena tidak mungkin ada spekulan yang bermain,” katanya.
Ia menghimbau masyarakat untuk bersabar menghadapi situasi saat ini yang disebabkan oleh cuaca. Menurutnya, karena sayur menjadi komoditi utama, sehingga masyarakat tetap membeli walau dengan harga mahal.
“Kita lakukan pengawasan rutin setiap minggu untuk mencegah jangan sampai ada yang bermain dengan harga di pasar,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid