Jakarta, Aktual.com — Selama libur Lebaran, laju rupiah kembali melanjutkan pelemahannya. Menguatnya laju dolar AS memberikan imbas negatif pada rupiah, apalagi sentimen internal berupa rilis neraca perdagangan yang surplus tidak cukup membantu penguatan rupiah.
“Kami melihat susahnya rupiah berbalik menguat disebabkan surplus neraca perdagangan yang lebih rendah dari sebelumnya dan penurunan nilai ekspor-impor dibandingkan rilis sebelumnya,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam riset yang diterima Rabu (22/7).
Lebih lanjut dikatakan dia, kondisi berbeda justru diperlihatkan oleh Yuan, yang mampu mengimbangi dolar AS seiring kenaikan tipis pada data-data ekonominya. Seperti retail sales, GDP growth rate, dan fixed asset investment.
Pada Rabu (22/7) laju rupiah diperkirakan Reza berada di bawah level support 13.325, yaitu Rp13.334-13.324 (kurs tengah BI). Masih berlanjutnya penguatan dolar AS selama libur Lebaran dikhawatirkan dapat memberi imbas negatif pada laju rupiah di hari pertama setelah libur.
“Apalagi dari dalam negeri belum ada berita positif signifikan yang dapat langsung mengangkat nilai tukar rupiah. Tetap antisipasi dan cermati setiap sentimen yang dirilis,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka