Pembangunan proyek properti di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (14/12). Sektor properti masih akan menggeliat di 2016. Namun, harus didorong beberapa indikator seperti pertumbuhan ekonomi, perkembangan nilai tukar, hingga ekspektasi pasar. Selain itu, akan dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed (Fed rate) yang diperkirakan akan naik pada Desember tahun ini. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com –  menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadikan hunian menengah ke atas salah satu sub-sektor properti yang berpotensi menikmati dampak positif. Pasalnya, properti merupakan salah satu incaran dari penanaman modal asing (PMA) yang memiliki prospek menarik.

Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam mengungkap bahwa pada triwulan pertama 2016 penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak USD392 juta dengan realisasi 62 proyek. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama tahun 2015 lalu yang hanya membukukan 47 proyek dengan nilai investasi US$ 204 juta.

“Naiknya cukup signifikan sebesar US$ 188 juta,” kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono dalam keterangan di Jakarta, Jumat (22/7).

Batam merupakan daerah nomor tiga kunjungan wisatawan asing, setelah Bali dan Jakarta, berkontribusi 15 persen untuk wisman nasional. Tidak ada bandara di daerah Sumatra yang sesibuk Batam, bahkan Kuala Namu (Medan) sekalipun. Lebih dari 130 perusahaan galangan kapal yang beroperasi di Tanjung Uncang, Kabil, Sekupang dan Batuampar. Batam telah mengalahkan Surabaya, sebagai kota yang sebelumnya mempunyai galangan kapal terbesar di Indonesia.

Disebutkan bahwa tenaga kerja asing akan mendorong meningkatnya kebutuhan tempat tinggal yang berstandar internasional dan sesuai dengan tingkat ekonomi dan kualitas hidup ekspatriat. Batam yang disiapkan menjadi pintu gerbang Indonesia dari dan menuju Singapura dan Malaysia pada MEA 2016  menjadi incaran bagi developer properti nasional untuk mengembangkan kawasan hunian dan investasi properti.

Ketua DPD Persatuan Perusahaan Pengembang Realestate Indonesia (REI) Batam Djaja Roeslim menuturkan masuknya pengembang nasional menunjukan potensi Batam sebagai sarana investasi properti. Calon konsumen yang hendak membeli properti di Batam pun semakin percaya dengan keberadaan pengembang besar.

“Makin dekat dengan proyek mereka, harga naik makin tinggi. Karena disparitas harga cukup tinggi dengan properti yang di sebelah-sebelahnya. Batam Center sekarang memang menjadi pusat pengembangan properti Batam,” tutur Djaja.

Peluang tersebut ditangkap pengembang Agung Podomoro Land (APL), dengan mengembangkan Orchard Park Batam. Kenaikan harga properti di area Batam Center, langsung melejit hingga 100%.

“Pemerintah sudah berkomitmen untuk mengangkat potensi Batam agar semakin menarik baik untuk investasi maupun turisme. Orchard Park kami harapkan menjadi business center yang berkualitas tempat investor maupun pelaku usaha bertemu” ujar Ass.Vice President Strategic Marketing Residential  PT Agung Podomoro Land Tbk, Agung Wirajaya.

Menurutnya, konsep Orchard Park Batam menjadi terobosan baru di dunia properti Batam. One stop green living yang menjadi jargon utama kawasan hunian ini, yang dilengkapi seperti fitness center, jogging track, kolam renang seluas 396m2, perkantoran, ruko, sampai mall tersedia didalamnya.

“Ada 50% konsumen kami berada di luar Kepri. Alasan mereka membeli karena kedekatan jarak dengan Singapura,” jelasnya.

Hanya dalam waktu 1 tahun Orchard Park Batam telah berhasil menjual 900 unit rumah dan 120 unit shop house. Orchard Park Batam terdiri dari 1.200 hunian landed, 121 unit Orchard Walk atau shop house,  Avenue Park sebuah lifestyle & entertainment center, 100 unit apartemen dan Orchard Club House.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka