Jakarta, Aktual.co — Langkah Bareskrim Polri terus mengusut pihak-pihak yang terkait kasus pat gulipat setoran kondensat BP migas ke TPPI yang merugikan negara hingga Rp6 Triliun mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia mendesak agar Polri tidak tebang pilih dalam memeriksa pejabat terkait untuk dimintai keterangan.

“Sudah seharusnya penyidik Bareskrim memeriksa siapapun yang terlibat, termasuk mantan dirut Pertamina Ari Soemarno kala itu,” ujar Salamuddin Daeng di Jakarta, Rabu (10/6).

Dalam kasus yang melibatkan beberapa pejabat kala itu, seperti Raden Priyono dan Sri Mulyani, sudah seharusnya pejabat-pejabat lain yang terlibat dalam kasus setoran kondensat bagian negara langsung kepada TPPI diperiksa tanpa terkecuali. Apalagi TPPI pernah melayangkan surat kepada Pertamina yang ditujukan kepada Ari Soemarno yang saat itu menjabat sebagai Dirut Pertamina.

“Setelah memeriksa Mantan Menkeu Sri Mulyani, Polri sudah harus usut tuntas tanpa tebang pilih, termasuk Ari Soemarno yang kemungkinan terlibat dalam kasus TPPI,” jelasnya.

Untuk diketahui, Presiden direktur PT Trans Pacific Petrochemical Indotama, Honggo Wendratmo pada tanggal 28 agustus 2007 melayangkan proposal kepada PT Pertamina yang ditujukan langsung kepada Presiden Direktur Pertamina, Ari Soemarno.

PT TPPI mengajukan proposal pengantaran Senipah dan pembayaran Kerosene untuk mendukung perdagangan TPPI. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa PT TPPI memberikan apresiasi kepada PT Pertamina atas kerjasamanya bisa mendapatkan Trade Finance Facility (TFF) senilai USD345 juta dari konsorsium perbankan yang dipimpin UOB.

Fasilitas tersebut untuk memenuhi perjanjian Collateral Value Ratio (CVR) atau rasio nilai agunan pada level minimun 110 persen. Namun pada pelaksanaannya, di pasar terjadi perubahan harga kondensat dan petroleum yang mengakibatkan CVR jatuh dibawah 110 persen sejak agustus 2007.

Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa untuk menolong jatuhnya CVR, PT TPPI meminta bantuan Ari Soemarno selaku presiden direktur Pertamina antara lain seperti pertama, Pertamina menyediakan dua kargo senipah (loading 28 agustus dan 8 september 2007) dengan basis terbuka. Kedua, Pertamina membayar tunai lifting kerosene bulan agustus yang sebelumnya disepakati pada PDI.

Pertamina, dalam surat balasannya menyetujui untuk mengirim dua kargo senipah dengan 60 hari akun basis terbuka. Pertamina meminta, pertama Kondensat Senipah di harga ICP+USD3,20 plus alpha. Alpha yang dimaksud adalah USD0,5. Kedua, TPPI akan menyediakan 5.000 ton benzene setiap dua bulan untuk pertamina dan petral, dan ketiga, TPPI akan memberikan prioritas kepada pertamina atau petral untuk pembelian paraxylene.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka