Jakarta, Aktual.com — Pasca peristiwa pembakaran musholla di Tolikara, Papua, negara diharuskan waspada dan hati-hati. Sebab, kata mantan ketua relawan Bara JP Ferdinand Hutahaean  Papua saat ini menjadi incaran kapitalis.

“Ini sangat jelas bermuatan tertentu karena sungguh sangat mengherankan ketika surat GIDI tertanggal 11 Juli 2015 tidak dilakukan antisipasi keamanan oleh BIN, Polri dan TNI. Ada apa ini, kenapa aparat seperti kehilangan fungsi dan tugasnya, atau aparat sengaja disuruh berdiam diri oleh sebuah kekuatan besar? ini harus diusut tuntas,” ujar dia di Jakarta, Minggu (19/7).

Oleh karenanya, lanjut Ferdinand, Presiden Jokowi harus membentuk tim khusus secara tertutup untuk mengusut masalah ini. Sebab, jika dianalisa, peristiwa itu ada kekuatan yang bermain untuk memberi peringatan pada Indonesia dalam hal ini kepada Presiden Jokowi.

“Jika keingianan kapital yang bermain di Papua tidak dipenuhi maka Papua bisa dibuat jadi lautan api untuk melanggengkan kekuasaan kapital disana dan bahkan sangat mungkin Papua akan diganggu hingga lepas dari NKRI,” ujar dia.

“Kami sangat berharap, bahwa presiden Jokowi akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus ini, kenapa BIN, Polri dan TNI tidak mengantisipasi kejadian ini, jangan sampai rakyat dijadikan bahan bakar lokomotif gerbong para kapitalis. Ini Indonesia yang beradab dan ber Panca Sila, bukan negara barbar,” tambahnya

Lebih lanjut, kata dia, Papua selama ini terkenal tidak pernah ada masalah dengan isu-isu agama, disana perkembangan islam tidak pernah terganggu, kenapa sekarang tiba-tiba ada masalah seperti ini? sangat patut dicurigai ada kekuatan besar yang bermain disana.

“Jangan sampai kedamaian Papua dirusak hanya untuk memenuhi nafsu kapitalis. Ijin ekspor Freeport akan berakhir bulan ini, jangan sampai isu-isu sensitif seperti ini digunakan untuk menutupi nafsu kapitalis dibalik Sumber Daya Alam Papua,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu