Dia menilai dari kasus itu para teroris bisa pula menyimpulkan bahwa untuk melumpuhkan polisi tidak perlu lagi menggunakan bom karena cukup dengan sebilah pisau. “Sebab jajaran polisi tidak terlatih, tidak responsif, dan terlalu mudah untuk dilumpuhkan.”
Bagaimana pun, menurut dia, jika ada polisi terbunuh oleh pelaku kejahatan tentu akan menjadi keprihatinan tersendiri bagi publik dan sekaligus menjadi kecemasan terhadap profesionalisme sistem keamanan.
“Apalagi saat ini, di saat isu ISIS merebak secara internasional dan terjadi serangan di Marawi, aksi-aksi terorisme terus berkecamuk di Indonesia, tentunya akan menjadi kecemasan tersendiri bagi masyarakat.”
Dia pun menyatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan serius bagi Polri menjelang Hari Bhayangkara 2017 dan publik selalu berharap Polri senantiasa bersikap profesional, baik dalam melindungi masyarakat maupun melindungi dirinya sendiri.
Sebelumnya, pada Minggu (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB dua orang tidak dikenal menyerang personel Yanma Polda Sumut Aiptu Martua Sigalinggung yang bertugas di pos jaga pintu keluar Mapolda Sumut.
Akibat penyerangan tersebut, Aiptu Martua Sigalingging meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah di dada, tangan, dan leher. Namun, kedua pelaku berhasil dilumpuhkan personel Satuan Brimob yang berjaga di pintu masuk Mapolda Sumut. Seorang pelaku tewas dan seorang lainnya luka tertembak.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu