Budi menjelaskan sebagian masyarakat masih enggan menggunakan angkutan penyeberangan karena khawatir dengan kondisi ombak dan dampak dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

“Sebetulnya kalau tsunami seperti kemarin, hambatannya penurunan air menyusut saja, tetapi tidak berdampak luas. Hanya tidak bisa merapat ke dermaga, sehingga waktu sandarnya cukup lama,” kata dia.

Namun demikian, Budi melihat bahwa jumlah penumpang kapal penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan Merak terjadi lonjakan penumpang pada 21-22 Desember hingga 45 persen dibandingkan tahun 2017.

Menurut dia, kenaikan yang signifikan tersebut juga menjadi peringatan bagi Kementerian Perhubungan terkait angkutan Lebaran 2019 setelah jalan tol Lampung ke Palembang sudah berfungsi dan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat dari Sumatera ke Jawa maupun sebaliknya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid