Jakarta, Aktual.com — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini dibuka dengan penguatan. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Rabu (29/7), mata uang Garuda dibuka di level Rp13.439 per dolar AS, atau menguat 26 poin atau 0,19% dari posisi sebelumnya, yakni Rp13.465.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengemukakan, tekanan rupiah atas dolar AS berpeluang kembali berkurang hari ini.
“Tekanan pelemahan rupiah berpeluang kembali berkurang hari ini, tetapi volatilitas masih akan tinggi pada rupiah dan aset lain berdenominasi rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta di Jakarta, Rabu (29/7).
Seperti diketahui, tekanan pelemahan rupiah mulai berkurang setelah dolar melemah di Asia hingga kemarin sore.
Pelemahan dolar tersebut dipicu oleh buruknya data AS yang mulai menggerus harapan kenaikan Fed Rate jelang FOMC meeting.
Kendati demikian, kata dia, ketakutan atas perlambatan ekonomi masih menekan pasar saham domestik.
“Musim rilis laporan keuangan diperkirakan masih merefleksikan performa ekonomi yang buruk di kuartal II/2015,” ujarnya.
Lebih lanjut dikemukakan dia, walaupun ketidakpastian masih meliputi pasar global menjelang rilis FOMC meeting, penguatan indeks dolar index mulai tertahan, setelah beberapa data ekonomi AS yang diumumkan justru memburuk. Kondisi ini karena dolar ditopang oleh harga minyak yang masih turun.
FOMC meeting akan disimpulkan pada Kamis dini hari dan akan mulai terefleksi pada perdagangan di pasar Asia pada Kamis pagi.
“FOMC meeting disimpulkan esok, data AS buruk. Suku bunga belum akan naik tetapi sepertinya Yellen (Gubernur Fed) masih cukup percaya diri untuk mengatakan Fed Rate akan naik di tahun ini,” papar Rangga.
Artikel ini ditulis oleh: