Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 81 poin menjadi Rp13.790 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.709 per dolar AS.
“Secara fundamental ekonomi nasional memang sedang kurang kondusif sehingga nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar AS,” kata Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat (14/8).
Ia menambahkan bahwa mata uang rupiah juga masih terimbas oleh nilai tukar yuan Tiongkok yang kembali bergerak melemah untuk hari ketiga, meski People’s Bank of China (PBoC) dikabarkan mencoba menahan devaluasi yuan lebih dalam, pelaku pasar tetap berhati-hati.
Apalagi, lanjut dia, spekulasi mengenai peluang kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) pada bulan September masih cukup kuat. Data penjualan ritel AS yang kembali meningkat mengisyaratkan momentum yang solid dalam ekonomi AS.
Kendati demikian, Lukman Leong mengatakan pidato Presiden mengenai RUU tentang APBN Tahun 2016 beserta Nota Keuangannya pada Jumat (14/8) ini dinilai cukup realistis di tengah perekonomian global yang sedang bergejolak.
“Yang terpenting bagi pemerintah adalah tetap berkomitmen untuk mencapai asumsi yang telah disampaikan seperti pertumbuhan ekonomi 5,5 persen serta menjaga inflasi tetap rendah di level 4,7 persen,” katanya.
Ia mengharapkan bahwa dengan alokasikan anggaran Rp313,5 triliun untuk infrastruktur, sekitar delapan persen dari total belanja negara yang mencapai Rp2.121,3 triliun, dalam RAPBN 2016 dapat mendorong ekonomi Indonesia lebih tinggi.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (14/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.763 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.747 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka