Jakarta, Aktual.com – Pasukan Israel pada Senin (4/2) menahan sedikitnya 13 orang Palestina, kebanyakan dalam beberapa serangan pada hari di seluruh Tepi Barat Sungai Jordan, kata beberapa sumber.

Beberapa sumber lokal mengatakan kendaraan militer Israel menyerbu Kota Jenin di bagian utara Tepi Barat, tempat tentara menahan tiga orang Palestina, termasuk seorang mantan tahanan.

Tentara juga menahan dua orang Palestina setelah menyerbu rumah keluarga mereka di Kamp Pengungsi Jenin, kata Kantor Berita Palestina, WAFA, Selasa (5/2).

Sementara itu, pasukan Israel menahan tiga orang Palestina di Kabupaten Tulkarem, bagian utara Tepi Barat.

Cabang Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), yang berpusat di Tulkare, mengatakan satuan militer Israel menahan satu orang Palestina dari Desa Nazlet Issa, bagian utara Tulkarem.

PPS mengkonfirmasi dua lagi penyerbuan militer Israel di Permukiman Irtah dan Iktaba di Kota Tulkarem, sehingga dua orang Palestina ditahan.

Di Kabupaten Al-Quds (Jerusalem), pasukan Israel menahan dua pelajar Palestina yang berusia 15 tahun, selama penyerbuan di Kota Kecil Abu Dis, bagian tenggara Al-Quds.

Yasmin Al-Khatib, seorang pegiat lokal, mengatakan tentara mengepung Kampus Universitas Al-Quds, memburu dan menembakkan gas air mata ke arah pelajar yang dalam perjalanan ke sekolah setempat.

Secara terpisah, polisi militer Israel menciduk satu orang Palestina di luar Gerbang Singa, yang juga dikenal dengan nama Bab Al-Asbat, di Kota Tua Al-Quds.

Koresponden Kantor Berita WAFA melaporkan beberapa saksi mata mengatakan polisi dengan kejam menyerang pemuda tersebut sebelum menahan dia.

Di Kabupaten Al-Khalil (Hebron), pasukan keamanan dan petugas lokal mengatakan kendaraan militer Israel menyerbu Kota Al-Khalil –tempat tentara menahan dua orang Palestina, termasuk seorang mantan tahanan.

Pasukan Israel seringkali menyerbu rumah orang Palestina hampir setiap hari di seluruh Tepi Barat dengan dalih “mencari orang Palestina yang dicari”, sehingga memicu bentrokan dengan warga Palestina.

Penyerbuan itu, yang juga dilakukan di daerah yang sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah Otonomi Nasional Palestina, dilancarkan tanpa ada surat perintah penggeledahan, kapan saja dan di mana saja militer pilih dalam mempertahankan kekuasaan pembersihan sewenang-wenangnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin