Ilustrasi

Jakarta, Aktual.com – Empat orang tewas usai pengunjuk rasa bersenjata dan pasukan Turkiye bentrok di wilayah barat laut Suriah pada Senin (1/7).

Demo dipicu oleh kekerasan terhadap warga Suriah di Turkiye pada Minggu (30/6). Hal itu diungkapkan seorang pemantau perang.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ratusan orang berdemo di seluruh wilayah tersebut.

Menyusul kemarahan terhadap bisnis dan properti Suriah di Turkiye tengah di mana seorang pria Suriah dituduh melakukan pelecehan terhadap seorang anak.

“Demonstran bersenjata dan pasukan Turkiye terlibat dalam bentrokan bersenjata di kota Afrin di wilayah utara Suriah yang dikuasai Turkiye,” kata pemantau yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan sumber di Suriah.

“Empat orang tewas dalam baku tembak antara pengunjuk rasa dan penjaga yang ditempatkan di posisi Turkiye,” kata Observatorium kemudian, setelah pertama kali melaporkan satu kematian.

Tiga dari korban tewas tewas di kota Afrin dan satu lagi di Jarablos, dan 20 lainnya terluka.

Seorang koresponden AFP di kota utara Azaz mengatakan puluhan orang melakukan protes, dan beberapa di antaranya mengibarkan bendera oposisi Suriah.

“Orang-orang bersenjata menembaki truk-truk Turkiye di kota terdekat Al-Bab,” kata koresponden tersebut.

“Demonstrasi disertai aksi kekerasan menyebar di jalur perbatasan yang dikuasai Turkiye,” kata kepala Observatorium Rami Abel Rahman kepada AFP, dan protes juga meluas ke beberapa bagian di wilayah Idlib yang dikuasai pemberontak.

Sejak 2016, Turkiye telah melakukan operasi darat berturut-turut untuk mengusir pasukan Kurdi dari wilayah perbatasan di Suriah utara.

Pasukan pro-Turkiye di Suriah kini menguasai dua wilayah luas di sepanjang perbatasan.

Beberapa pengunjuk rasa menurunkan bendera Turkiye, dan penjaga perbatasan menembaki demonstran yang berusaha menyerbu perbatasan Jarablus.

Seorang pengunjuk rasa, Adel al-Faraj mengatakan kepada AFP bahwa dia turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas dengan saudara-saudara Suriah di Turkiye.

“Rakyat kami melarikan diri dari (Presiden Suriah) Bashar al-Assad hanya untuk ditindas di Turkiye,” katanya, mendesak Ankara berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Suriah.

Pada hari Jumat, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyebutkan kemungkinan pertemuan dengan Assad, dan mengatakan bahwa hal itu “bukan tidak mungkin bisa dilakukan”.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra